Rentetan Gempa Susulan, Warga Mentawai Bertahan di Daerah Ketinggian
- VIVA/Andri Mardiansyah.
VIVA Nasional – Gempabumi magnitudo 7,3 mengguncang Ranah Minang pada Selasa dini hari, 25 April 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempabumi ini terletak pada koordinat 0,94° LS ; 98,38° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 kilometer baratlaut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 23 kilometer.
BMKG bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa gempa ini berpotensi tsunami. Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status waspada juga ada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara.
Hingga kini, belum ada laporan resmi dari otoritas terkait perihal dampak kerusakan maupun korban jiwa yang timbul akibat persitiwa ini.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Mentawai, Sumatra Barat, Akmal menyebut saat ini warga di Mentawai masih berada di daerah ketinggian. Saat gempa terjadi, warga sempat panik. Namun, warga Mentawai segera melakukan evakuasi mandiri sebagai bentuk antisipasi.
"Warga Mentawai sudah terlatih untuk evakuasi mandiri apabila terjadi gempa yang dirasa cukup kuat. Sekarang masih berada di lokasi-lokasi ketinggian," kata Akmal, Selasa 25 April 2023.
Hingga kini, kata Akmal, belum ada laporan yang masuk terkait dampak kerusakan ataupun korban jiwa. Seluruh stakeholder kini masih memantau kondisi terbaru pasca kejadian gempabumi ini.
Terpisah, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, daryono dalam keterangan resminya menyebutkan jika hasil analisis BMKG, gempa teknonik ini memiliki parameter update dengan magnitudo Magnitudo 6.9. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini berpotensi tsunami. Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status waspada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara," ujar Daryono.
Daryono melanjutkan, hingga pukul 04.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya lima kali aktivitas gempabumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar M4,6. BMKG kata Daryono mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.