Jelang Tahun Pemilu 2024, ICMI Ajak Masyarakat Jaga Kesantunan Politik

Ketua Umum ICMI Arif Satria.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhahammad AR

VIVA Nasional – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengajak masyarakat untuk saling menguatkan, bersatu dan menjaga kesantunan politik, jelang pemilihan umum (pemilu) 2024. 

PPATK di Komisi III DPR: Perputaran Dana Terkait Pemilu Capai Rp 80 Triliun

Ketua Umum ICMI, Prof Arif Satria mengatakan pentingnya hikmah Hari Raya Idul Fitri untuk mengajarkan masyarakat dapat berempati, tenggang rasa dan mementingkan kepentingan bangsa yang lebih besar. 

Menurutnya, himbauan ini penting disampaikan pada perayaan Idul Fitri tahun 2023, jelang perhelatan politik di tahun 2024 mendatang. Maka dari itu, ICMI mengharapkan tokoh-tokoh bangsa mengedepankan gagasan untuk kemajuan Indonesia. 

Sempat Ditunda karena Pemilu, Ratusan Bangunan PKL di Sepanjang Kebun Teh Bogor Dirobohkan

"Tokoh-tokoh bangsa harus memberikan inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun bangsa," kata Arif usai memberikan ceramah Idul Fitri di Universitas IPB Baranangsiang, Bogor pada Sabtu, 22 April 2023.

Ketua Umum ICMI Prof Arif Satria danIs

Photo :
  • Istimewa
Debat Capres AS Biden dan Trump Akan Diadakan pada 27 Juni, Tidak Boleh Bawa Catatan

Dia juga mendorong tokoh bangsa untuk memberikan keteladanan bagi rakyat. "Tokoh bangsa harus menghindari debat kusir yang tak berujung, yang tak memberikan manfaat bagi bangsa," ujarnya. 

Arief menjelaskan kerangka etik untuk perubahan sosial, yaitu komitmen untuk terus menghasilkan legacy atau karya-karya nyata yang berdampak pada peningkatan kemaslahatan dan kemajuan. 

"Komitmen dan tekad kuat (will power) inilah, yang oleh Ibnu Taimiyah dianggap sebagai iradah yang merupakan pendorong aktivitas manusia," jelas dia. 

Kedua, orientasi kebaruan dan future practice. Di tengah kompetisi global seperti sekarang ini, kata dia, maka legacy yang baik adalah yang antisipatif terhadap masa depan. 

"Karena itulah setiap orang harus hadir dengan karya-karya yang membuat kita punya mentalitas sebagai pencipta," tuturnya. 

Ketiga, kerja keras dan berkualitas. Untuk menciptakan legacy yang membawa manfaat besar dan berdampak, ia menyebut maka diperlukan kerja keras dan berkualitas. Kemudian, yang keempat yakni mindset baru. 

Rektor IPB yang juga Ketua Umum ICMI tersebut juga menjadi Khatib Sholat Idul Fitri di Halaman Kampus IPB Baranangsiang, yang dihadiri ribuan mahasiswa IPB dan masyarakat umum di Kota Bogor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya