Salat Idul Fitri di Ruteng Serukan Pesan Perdamaian dan Persaudaraan
- VIVA/Jo Kenaru.
VIVA Nasional – Ribuan umat muslim di Ruteng Manggarai Nusa Tenggara Timur khusyuk melaksanakan salat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah di Masjid Baiturahman, Sabtu 22 April 2023.
Umat Muslim Kota Ruteng tampak berduyun-duyun sejak pukul 06.30 WITA. Sementara pelaksanaan salat id dimulai pukul 07.30 WITA. Bertindak sebagai imam yakni H. Alimudin serta khatib Rofi Muklis.
Terletak di Kelurahan Tenda Kecamatan Langke Rembong Ruteng, Masjid Baiturrahman merupakan masjid besar. Masjid yang dibangun tahun 1985 ini telah direnovasi beberapa kali sehigga ukurannya menjadi lebih luas.
Jika sebelumnya Jemaah laki-laki dan perempuan hanya dipisahkan layar di lantai satu, tapi dalam pelaksanaan salat Idul Fitri tahun 2023, jemaah perempuan mengambil tempat salat di lantai dua.
Seperti dipantau, tidak hanya memenuhi lantai satu dan lantai dua, tidak sedikit umat muslim yang melaksanakan salat di selasar depan masjid dan di atas rooftop. Panitia juga membangun tenda di halaman masjid. Jemaah yang mengikuti salat besar di hari kemenangan diperkirakan mencapai 3000 orang.
Seruan perdamaian
Dalam khutbahnya, khatib Rofi Muklis menjelaskan, Idul Fitri adalah kembali berbuka puasa setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.
“Kata Fitri berkaitan dengan kesucian maksudnya setiap hari lahir dalam keadaan suci karena orang yang berpuasa selama bulan Ramadan secara ikhlas akan diampuni segala dosa-dosanya,” kata Muklis dari depan mimbar.
Lebih lanjut, Muklis yang adalah Hakim Pengadilan Agama Manggarai menyerukan sikap bermaaf-maafan dan saling mengampuni.
“Manusia adalah makhluk social. Karena dia makhluk sosial yang pasti melakukan kesalahan baik kesalahan kepada Allah subhanahu Wa ta'ala dan kesalahan kepada sesama manusia. Manusia yang memiliki kesalahan kepada Allah akan mendapatkan ampunan di hari yang mulia ini setelah melakukan puasa selama bulan Ramadan,” ucapnya.
Kesalahan sesama manusia menurutnya bisa diampuni ketika sesama manusia saling memaafkan.
“Oleh karena itu mumpung ini hari raya Idul Fitri hari di mana setiap muslim bergembira dan berlapang dada saling bermaaf-maafan. Mari kita hidupkan tradisi yang amat baik yaitu saling meminta maaf dan memaafkan atau yang lebih dikenal dengan tradisi halal bihalal. Yang melakukan kesalahan meminta maaf kepada yang disalahi yang disalahi memberi maaf kepada yang bersalah,” ajak khatib Muklis.
Tiga pesan penting
Menutup khotbahnya, Muklis menggariskan tiga pesan Idul Fitri, pertama, orang yang tidak mau rukun dan saling bermaafan itu hukumnya haram.
“Pesan kedua, orang yang bermusuhan harus mau rukun dan bersatu kembali untuk mendapatkan rahmat Allah subhanahu Wa ta'ala. Dengan rukun dan bersatu kita akan hidup aman tenteram dan nyaman. Hal tersebut tak mungkin kita dapatkan bila kita memiliki permusuhan,” tekan dia.
Pesan ketiga, lanjutnya, bahwa persatuan merupakan hal prinsip dalam agama.
“Semoga hari raya Idul Fitri ini menjadi momentum bagi kita untuk semakin baik semakin rukun semakin bersatu cinta damai dan selalu mendapatkan rahmat Allah subhanahu Wa ta'ala,” tutupnya.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Manggarai H. Abdurachman Marola menegaskan, kekuatan Idul Fitri adalah saling bermaaf-maafan.
“Pesan Idul Fitri bahwa kekuatan kemenangan umat Islam menjadi modal bagi umat Islam pada momen ini tetapi bisa disebarkan kepada sesama. Jadi Idul Fitri suatu kebanggaan di mana kewajiban-kewajiban yang secara batiniah terus dirajut, tidak boleh terputus tetap menjadi kewajiban dari setiap kita dan ini memang akan selalu dipertahankan,” kata Ketua MUI Marola.
Laporan Jo Kenaru/ Manggarai-NTT