Habib Rizieq ke Jamaahnya: Kalau Hari Raya Jumat, Salat Idnya Sabtu Ikut Pemerintah

Habib Rizieq Shihab
Sumber :
  • IBTV

VIVA Nasional – Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab meminta masyarakat tidak perlu panik atau gundah gulana dengan potensi terjadinya perbedaan hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah, atau dalam menetapkan 1 Syawal 1444 H. Ia mengajak masyarakat belajar menikmati perbedaan.

Kemenag Kembali Raih Prestasi di Anugerah Keterbukaan Informasi Publik

Diketahui, ormas Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Dengan demikian, warga Muhammadiyah akan mengakhiri puasa Ramadhan pada Kamis, 20 April 2023, dan melaksanakan Salat Idul Fitri keesokan harinya. 

Sementara pemerintah melalui Kementerian Agama baru akan menggelar sidang isbath penentuan awal bulan Syawal atau hari raya Idul Fitri 1444 H pada Kamis sore ini. 

Kemenag Mulai Seleksi Maskapai untuk Transportasi Udara Jemaah Haji 2025

"Belajarlah lapangkan dada kita, saudara. Belajarlah kita untuk bisa menghormati saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita, selama mereka punya dalil yang bisa dipertanggungjawabkan jangan merasa benar sendiri," kata Habib Rizieq dikutip dari Youtube IBTV, Kamis, 20 April 2023.

Menurut Habib Rizieq, ada perbedaan metode dalam penetapan bulan dalam Islam, yakni metode hisab dan rukyah. Bahkan, kata dia, perbedaan juga berpotensi terjadi pada metode hisab itu sendiri. Sebab, potensi perbedaan secara hisab bisa terjadi dari kriteria derajat ketinggian bulan yang disepakati. 

Ini Cara Kemenag Akselerasi Pendidikan Profesi Guru dan Tingkatkan Kesejahteraan Guru Madrasah

Pantau hilal/Ilustrasi.

Photo :
  • Jeffry

 
"Kalau orang pakai hisab terus dia punya kriteria yang sudah kelihatan di atas 0 derajat dia (masuk) tanggal baru, kalau kriterianya seperti itu Jumat lebarannya. Tapi ada yang ngitung hisab ini kiranya masih dibawah 2 derajat, jadi bagi mereka di bawah 2 derajat itu belum tanggal baru, karena dalam ilmu imkanu rukyah yang di bawah 2 derajat enggak mungkin bulan kelihatan, sehingga dengan ilmu hisab juga mereka bisa membulatkan bulan Ramadhan menjadi 30 (hari), artinya berdasarkan hisab pun mereka bisa menetapkan Ramadhan hari Sabtu. Apalagi yang punya prinsip 8 derajat kalau dia menetapkan kriterianya harus 8 derajat maka lebarannya Sabtu," ujar Habib Rizieq 

"Jadi itu sama-sama hisab beda saudara. Jadi jangan kaget jadi enggak semua hisab itu lebarannya Jumat ada yang hisab lebarannya tetap Sabtu. Kenapa? karena berbeda di kriteria," sambungnya

Terlebih, pemerintah saat ini menerapkan kriteria dengan parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi minimal 6.4 derajat. Dengan demikian, kata Habib Rizieq, sekali pun ada saksi yang melihat bulan tapi kesaksiannya belum tentu diterima pemerintah, karena bisa jadi belum sesuai syarat atau kriteria yang disepakati. 

"Nah jadi bagaimana untuk mengambil kesimpulan ini sebagai penutup. Saya ingin sampaikan bagi masyarakat awam yang enggak ngerti hisab enggak, ngerti ya enggak ngerti falak, ikuti saja pengumuman pemerintah, selesai, enggak pusing," tegasnya

Sementara bagi yang mengerti ilmu hisab atau rukyah, kata Habib Rizieq, maka mereka punya hak untuk mengikuti metode hisabnya, dan tidak boleh diganggu oleh siapa pun termasuk oleh pemerintah sekali pun.

"Untuk jamaah, pengurus, anggota maupun simpatisan Front Persaudaraan Islam, saya sarankan, saran boleh diterima boleh ditolak, saya sarankan, kalau besok malam (red-malam ini) kita melihat bulan, kita lihat bulan ada, saksi ada bulan kelihatan, silahkan kita tidak berpuasa di hari Jumat. Karena hari Jumat jatuhnya sudah hari raya. Tapi kalau pemerintah mengumumkannya Sabtu, kita buka puasanya Jumat, lebarannya tetap Sabtu, takbirannya ikut malam Sabtu, Salat Idnya ikut hari Sabtu, lebarannya rame-rame hari Sabtu, jadi masyarakat enggak bingung," terangnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya