BMKG: Gerhana Matahari Total Dapat Diamati di Pulau Kisar Maluku Barat Daya

Gerhana matahari
Sumber :

VIVA Nasional – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gerhana matahari total dapat diamati di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, pada 20 April 2023.

Percaya atau Tidak, 10 Ras Alien Ini Pernah Berhubungan dengan Bumi 

Gerhana matahari total dapat diamati di Pulau Kisar dengan durasi terlama di Indonesia yaitu selama 3 Jam 10 menit 32 detik, Kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Minggu, 16 April 2023.

Durasi puncak gerhana di Pulau Kisar selama satu menit lima detik pada pukul 13.22.56 WIT.

Kembangkan Desa Wisata Kampung Nelayan, Arutmin Indonesia Raih Penghargaan Subroto 2024

Ilustrasi Gerhana Matahari.

Photo :
  • Humas Universitas Brawijaya.

Sedangkan sebagian wilayah Maluku mengalami gerhana matahari sebagian karena merupakan wilayah utara dan selatan dari jalur gerhana matahari total.

Permintaan dari Negara Maju Turun Bakal Jadi Tantangan Industri Batu Bara

Durasi gerhana matahari sebagian dapat diamati di sejumlah wilayah di Maluku, khususnya di Ambon selama 3 Jam 9 menit 28.7 detik yakni di pukul 13:34:25.8 WIT.

Ia menyatakan, fenomena gerhana matahari pada 20 April 2023 itu merupakan gerhana matahari hibrid.

Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil, daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Pengamatan gerhana matahari di Medan, 21 Juni 2020

Photo :
  • VIVA/ Putra Nasution/ Medan

Gerhana Matahari Hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena, sehingga peristiwa gerhana matahari hibrid relatif terjadi cukup langka.

Selain itu posisi pengamat mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati, sehingga pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan dilokasi yang sama.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya,matahari seakan-akan tertutupi Bulan.

Djati mengingatkan, agar masyarakat tidak melihat proses gerhana secara langsung, karena radiasi matahari dapat merusak mata. "Gunakanlah kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya