Reza Indragiri Nilai Pledoi Teddy Minahasa Perjelas Indikasi Perang Bintang di Polri
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Nota pembelaan atau pledoi Teddy Minahasa selaku terdakwa kasus peredaran narkotika telah dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis, 13 April 2023. Nota pembelaan itu dinilai menunjukkan secara gamblang adanya perang bintang di tubuh Polri.Â
"Dugaan tentang ini (perang bintang di tubuh Polri) pun sudah saya kemukakan sejak Oktober tahun lalu, jauh sebelum persidangan dimulai," kata ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel dalam keterangannya, Jumat, 14 April 2023.
Reza mengatakan perang bintang semacam ini sangat berbahaya karena saling mangsa antar anggota kepolisian.Â
"Keberadaan klik (clique) atau subgrup di internal kepolisian sudah cukup banyak dikaji. Jika antarklik itu saling berkompetisi secara konstruktif, maka ini berdampak positif bagi masyarakat," ucapnya.
Positifnya, publik bisa diyakinkan bahwa posisi penting di kepolisian diisi SDM terbaik. Kemudian, melalui strategic model bisa diketahui bahwa polisi-polisi akan berlomba melakukan penegakan hukum bukan demi kepastian hukum, tapi untuk memperoleh credit point.Â
Sementara itu, Reza menyebut akan sangat mengerikan jika antarklik polisi saling bersaing dengan cara destruktif bahkan sabotase satu sama lain. Kata Reza, ini berbahaya karena praktik pemangsaan dalam organisasi yang berkultur toxic semakin terlihat.Â
"Apabila antar-subgrup di dalam tubuh kepolisian itu bersaing dengan cara destruktif, maka hal tersebut bisa merusak kohesivitas organisasi kepolisian. Dan kalau institusi kepolisian sudah pecah belah, maka publik yang merasakan mudaratnya," tuturnya.
"Kembali ke pledoi Teddy, dengan adanya indikasi perang bintang di balik kasus ini, maka sangat patut jika Mabes Polri mendalami informasi sensitif yang disampaikannya," sambung Reza.Â
Selain menunjukkan indikasi perang bintang, pledoi Teddy juga menurut Reza seolah memberi pesan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo secara tidak langsung.Â
Di lingkup makro, Kapolri setidaknya harus berhadapan dengan dua agenda pembenahan internal yang sangat berat. Pertama, penguatan sistem pengembangan karir di dalam tubuh Polri.
"Kemudian yang kedua, harus memastikan Polri bersih dari kemungkinan adanya anasir-anasir jahat," pungkas Reza.