Badak Bercula Satu Terancam Punah
- Antara
VIVAnews - Penemuan tiga bangkai Badak Jawa bercula satu mengintensifkan usaha untuk menyelamatkan mamalia paling langka itu dari kepunahan. Caranya dengan membangun pagar listrik yang mengelilingi suaka dan tempat berkembang biak spesies itu. Sebanyak 58 kamera dipasang untuk memantau.
Jumlah Badak Jawa makin sedikit, diperkirakan hanya sekitar 50 ekor yang hidup. Habitat asli badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon kini terancam kekeringan dan aktivitas gunung berapi aktif -- bencana alam dikhawatirkan menghabisi Ujung Kulon.
Di Vietnam, satu-satunya habitat lain, hanya ditemukan empat ekor yang tersisa.
"Tanpa aksi drastis, badak bercula satu bisa punah dalam waktu 10-20 tahun," kata organisasi International Rhino Foundation, seperti dimuat AP.
Spesies ini nyaris musnah pada 1883 ketika Gunung Krakatau meletus memicu tsunami setinggi 40 meter yang menewaskan 37.000 orang saat itu. Tsunami menyapu ratusan desa, termasuk Ujung Kulon.
Ancaman terbesar saat ini datang dari para pemburu liar, kerusakan habitat, dan persaingan mendapatkan makanan antar binatang penghuni Ujung Kulon.
Cula Badak sejak lama menjadi bahan populer dalam pengobatan tradisional China. Langkanya cula ini membuat harganya melambung -- ratusan hingga ribuan dollar per buah.
Kekeringan di bagian barat Indonesia juga membuat sumber air tumpuan hidup badak menjadi kering -- akibatnya rumput dan makanan badak lainnya menjadi kian langka.
"Populasinya sangat sedikit, bahkan kematian satu Badak Jawa menjadi sangat signifikan," kata staf WWF Indonesia di Ujung Kulon, Adhi Rachmat Haryadi.
Dua kerangka badak yang ditemukan baru-baru ini diduga karena sebab-sebab alami. Sementara, bangkai ketiga diduga korban perburuan liar. (hs)