Cara Tak Biasa Polresta Sleman Cegah Perang Sarung dan Balap Liar
- VIVA/Willibrodus
VIVA Nasional – Aksi balap liar yang sering dilakukan saat bulan Ramadhan di jalanan umum kerap meresahkan masyarakat serta pengguna jalan. Begitu juga dengan kegiatan perang sarung.
Mendengar adanya laporan dari masyarakat jika banyak anak muda yang sering menggelar balap liar saat sahur bulan Ramadhan, jajaran Polresta Sleman berinisiatif melakukan patroli subuh untuk mencegah tradisi buruk tersebut.
Menurut AKP Edy Widaryanta selaku Kasubbag Humas Polresta Sleman mengatakan, jika ada laporan dari masyarakat mengenai anak muda yang sering balapan liar di seputaran komplek stadion Maguwoharjo Depok Sleman. Pihaknya pun langsung patroli dan memberikan arahan kepada anak muda yang nongkrong di sekitaran stadion tersebut.
“Para pemuda yang kedapatan nongkrong di seputaran stadion Maguwoharjo kami berikan arahan agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik, apalagi pada masa bulan Ramadhan, yang seharusnya diisi dengan kegiatan-kegiatan baik," katanya.
Selain meminta kepada masyarakat untuk tetap menjaga stabilitas dan kondusifnya daerah, juga memberikan imbauan pada para orang tua untuk lebih ketat mengawasi pergaulan anaknya.
“Saya ingin mengajak para orang tua untuk mengawasi anaknya agar tidak ikut-ikutan balap liar dan menyulut petasan,” terangnya.
Dengan dilaksanakannya patroli secara rutin dengan kehadiran Polisi di tengah-tengah warga, jajaran Polresta Sleman berharap masyarakat bisa merasakan kenyamanan dan aman dalam beristirahat.
Kegiatan ini juga untuk mempersempit ruang gerak tindak kejahatan dan kriminalitas yang meresahkan warga sekitar.
“Patroli ini merupakan KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan) untuk mempersempit ruang gerak tindak kejahatan dan tindakan kriminalitas yang meresahkan masyarakat serta untuk mencegah balap liar," tutupnya.
Kebiasaan buruk ini tentu tidak hanya merugikan masyarakat sekitar, juga sangat berdampak untuk dirinya sendiri. Seperti halnya kabar perang sarung di Balikpapan yang menyebabkan seorang bocah 9 tahun yang harus kehilangan bola matanya akibat perang sarung yang terjadi baru-baru ini.