5 Film Legendaris Karya Usmar Ismail, Salah Satunya 'Darah dan Doa'
- 100 Tahun Usmar Ismail
VIVA – Bicara mengenai perkembangan industri film di Indonesia belum lengkap rasanya jika tidak mengingat jasa dari sosok Usmar Ismail. Bapak Perfilman Indonesia satu ini adalah salah satu sutradara legendaris yang berjaya di era 1950-1970 an.
Selain dikenal sebagai sutradara kawakan Tanah Air, Usmar Ismail adalah seorang sastrawan yang lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921 silam.
Sebelum menjadi seorang sutradara, ia mengenyam pendidikan di sekolah rendah, HIS dan MULO (B) di Padang. Setelah lulus dari sekolah lanjutan pertama, dia melanjutkan pendidikannya di AMS Negeri Yogyakarta dan mengudara hingga University of Carolina, Los Angeles untuk menekuni sinematografi.
Diketahui, Usmar Ismail sudah mencintai film sejak ia kecil. Tak heran, saat kuliah ia suka pelesir ke Eropa Barat untuk mengikuti perkembangan perfilman.
Usmar Ismail sendiri adalah pendiri perkumpulan sandiwara Maya pada 1943, sebuah bentuk ekspresi kebosanan atas sikap Jepang yang selalu memperalat. Bersama rekan-rekan seniman lain, Usmar turut mempelopori terbentuknya Perusahaan Film Indonesia (PERFINI).
Menganut prinsip ketuhanan dan kebangsaan dalam berkarya, seni milik Usmar Ismail selalu mengabdi pada kepentingan nusa, bangsa dan agama. Ini pun tercermin lewat sejumlah film legendaris yang ia ciptakan:
1. Tiga Dara (1956)
Tiga Dara adalah film yang diproduksi pada tahun 1956 dan menjadi pijakan awal Usmar Ismail meraih kesuksesan secara komersial. Film ini dikemas secara musikal dan menceritakan tentang tiga saudara perempuan, yaitu Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Wijaya), dan Neni (Indriati Iskak).
Setelah ibu mereka meninggal, tiga saudara tersebut tinggal bersama ayah (Hassan Sanusi) dan Nenek Mereka (Fifi Young). Sang nenek terus berusaha mencarikan jodoh untuk cucu perempuannya. Namun, ketiga nya merasa enggan sampai akhirnya saling merasa kasmaran di waktu yang bersamaan. Sejak itulah kekacauan jenaka terjadi dan menjadi alur cerita yang menarik.
Pada tahun 2016, film ini kembali digarap ulang oleh Nia Dinata dan menggaet Shanty Paredes, Tara Basro dan Tatyana Akman untuk menjadi pemeran utamanya.
2. Lewat Djam Malam (1954)
Film produksi tahun 1954 ini memiliki alur cerita ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Saat itu, tentara Belanda berusaha menguasai keadaan dan menerapkan jam malam di Kota Bandung.
Film ini pernah berkesempatan diputar di Cannes Film Festival pada tahun 2012 dan juga menerima kesempatan direstorasi di bawah kerja sama National Museum of Singapore (NMS), Yayasan Konfiden, Yayasan Sinematek, kineforum Dewan Kesenian Jakarta, dan WCF ( World Cinema Foundation) sebuah yayasan yang dimiliki oleh sutradara Martin Scorsese.
3. Darah dan Doa (1950)
Film ini digarap Usmar Ismail bersama Sitor Situmorang dan menceritakan perjalanan prajurit divisi Siliwangi dari Yogyakarta menuju Jawa Barat. Prajurit tersebut melakukan perjalanan seusai pasukan kerajaan Belanda menyerang Yogyakarta.
Proses pengambilan pertama produksi film ini juga menjadi cikal bakal hari film nasional yang selalu diperingati setiap tanggal 30 maret.
4. Enam Djam di Djogja (1951)
Dalam pembuatan film ini, Usmar Ismail mengadaptasi peristiwa nyata tentang sejarah revolusi Indonesia. Ia mengemas cerita mengenai usaha rakyat di Yogyakarta untuk membuktikan kedaulatan rakyat Indonesia yang sah di mata dunia.
5. Tamu Agung (1955)
Film Tamu Agung Usmar Ismail berusaha mengomentari isu sosial yang terjadi. Meskipun dikemas secara komedi, film ini menceritakan kekacauan yang terjadi di sebuah desa terpencil di Jawa Timur saat bersiap menyambut seorang tokoh desa. Film ini pun disebut menyentil pemerintahan pada saat itu.
Itulah 5 film kaya Usmar Ismail yang harus ditonton. Agar bisa menonton semua karya Usmar Ismail tanpa hambatan dari jaringan lemot, internet cepat milik Telkom Indonesia selalu bisa diandalkan. Selain itu, untuk film tiga dara versi terbaru juga bisa disaksikan melalui Netflix di IndiHome TV.