5 Orang Terkaya di Indonesia yang Memutuskan Mualaf, Mayoritas Tionghoa

Pengusaha Tionghoa Muslim Jusuf Hamka.
Sumber :
  • Youtube VDVC

VIVA Nasional – Kisah pindah agama seseorang yang memutuskan untuk menjadi mualaf memang menarik perhatian publik. Karena, proses mereka sebelum akhirnya mantap berhijrah selalu tidak mudah. Banyak pertentangan dalam diri, keluarga, dan lingkungan sampai akhirnya mereka bersyahadat. 

Ternyata Ini yang Bikin Mahalini Rela Tinggalkan Agamanya dan Memilih Menjadi Mualaf

Apalagi untuk orang-orang ini yang notabene mereka adalah seorang konglomerat sekaligus pemimpin perusahaan besar. Mereka juga sudah hidup bergelimang harta. Nah, berikut ulasan selengkapnya mengenai orang terkaya di Indonesia yang memutuskan mualaf seperti dilansir dari berbagai sumber. 

1. Irwan Mussry

Rahasia Sukses Investasi: Due Diligence untuk Milenial dan Gen Z yang Visioner

Maia Estianty dan Irwan Mussry

Photo :
  • IG @maiaestiantyreal

Irwan Mussry adalah orang terkaya di Indonesia sekaligus suami dari Maia Estianty yang memutuskan untuk menjadi mualaf. Dia berasal dari keluarga Yahudi yang kemudian melalui masa kecilnya hingga lulus SMA di Surabaya. Setelahnya, dia melanjutkan pendidikan ke Los Angeles, Amerika Serikat. 

Detik-detik Bos Perusahaan Game di Bekasi Aniaya Pegawai, Disemprot APAR hingga Dikeroyok sampai Babak Belur

Pada 1987, Irwan memutuskan kembali ke Indonesia dan merintis bisnis jam tangan. Kini, ia sudah menjawab sebagai Presiden Direktur dan CEO Timerindo Perkasa International (Time International), sebuah perusahaan yang memegang hal retail untuk 40 merek jam tangan kualitas dunia seperti Gucci, Rolex, Chanel, dan lain sebagainya. 

2. Jusuf Hamka

Pengusaha Tionghoa Muslim Jusuf Hamka.

Photo :
  • Youtube VDVC

Jusuf Hamka juga menjadi orang terkaya di Indonesia yang mualaf. Pria yang akrab disapa Baba Alun itu adalah bos perusahaan jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada. Dia dikenal dengan sifat dermawan dan senang membantu orang lain. Karena itu, masyarakat semakin kagum dengan pengusaha berdarah Tionghoa itu. 

Jusuf Hamka memiliki cita-cita membangun 1.000 masjid, salah satunya telah berdiri di bawah kolong tol Ir Wiyoto Wiyono. Masjid dengan gaya khas Tionghoa itu menyediakan balai masyarakat yang bisa ditempati masyarakat tanpa hunian. Selain itu, dia juga kerap menjual nasi seporsi dengan harga Rp3.000 saja. 

Lee Kang Hyun.

Photo :
  • Youtube/Ilham TV

Vice President Samsung Electronic Indonesia, Lee Kang Hyun, juga memutuskan mualaf. Berawal dari keingintahuan soal Islam, dia memutuskan mualaf tahun 1994. Pria yang akrab disapa Pak Haji ini awalnya bertugas di Samsung Indonesia tahun 1993 dan bertanggung jawab atas banyak kegiatan internasional. 

Jabatan terakhirnya adalah Corporate Business and Corporate Affair Vice President, PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN). Namun, setelah bekerja puluhan tahun di perusahaan elektronik tersebut, Lee memutuskan untuk pindah ke perusahaan otomotig. Kini, Lee juga menjabat sebagai Vice President sekaligus Chief Operating Officer (COO).

Djohari Zein

Photo :
  • Tangkapan layar

Johari Zein adalah seorang bos perusahaan yang juga mualaf. Dia adalah seorang pria kelahiran Medan, Sumatera Utara pada tahun 1954. Dia juga menjadi bos dari perusahaan ekspedisi JNE. Keluarganya adalah kelompok pedagang Tionghoa yang menganut agama Buddha. Meski demikian, ia menempuh pendidikan di sekolah Katolik. 

Kemudian, sekitar tahun 1982, dia memutuskan untuk mualaf dan menjadi Al Quran sebagai pedoman dalam kehidupannya. Bukan sembarangan mualaf, Johari bahkan memiliki mimpi besar untuk membangun 99 masjid. 

5. HM Jos Soetomo

HM Jos Soetomo adalah pengusaha keturunan Tionghoa asal Kalimantan yang mualaf. Dia tercatat dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia menurut versi Globe Asia pada 2017. Dia juga menempati urutan 93 dengan kisaran harta US$430 juta atau setara Rp5,5 triliun. 

Harga yang dimiliki itu berasal dari bisnis yang menggurita. Bahkan, dia juga sudah membangun empat Masjid Cheng Hoo yang ada di Balikpapan, Batuah Kutai Kartanegara, dan Samarinda. Tak lupa, dia selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya