Sandiaga Harap Festival Film Bulanan Bisa Berdampak Positif Untuk Ekonomi

Sandiaga Uno berbicara di forum Kelana Nusantara di Kawasan Kota Lama Semarang
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno (Semarang)

VIVA Nasional – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno memberikan ucapan selamat atas terpilihnya dua film dalam Festival Film Bulanan Lokus 2, yakni Film ‘Romansa di Balik Pagar Akal’ dan ‘Penjara Segara’. Ia berharap film-film yang dihasilkan dari Festival Film Bulanan selalu bisa bermakna, sehingga dapat berdampak positif, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. 

Sandiaga mengatakan, kreativitas, khususnya film, dapat mengimajinasikan, menggerakkan, dan mengubah perspektif manusia. 

"Film juga merupakan subsektor ekonomi kreatif yang memiliki kekuatan sebagai media yang mampu menginspirasi, menghibur, dan mempengaruhi penonton. Melalui film kita bisa melihat keindahan alam, budaya yang ada di latar ceritanya, dan secara tidak langsung bisa mentransformasikan sebuah daerah sebagai destinasi wisata," ujar Sandiaga dalam keterangan yang diterima, Kamis, 23 Maret 2023.

[ilustrasi] Film

Photo :
  • Pixabay

Sandiaga yakin karya film produksi filmmaker lokal dapat memberikan impact yang besar terhadap pariwisata Indonesia. Apalagi di tahun kedua Festival Film Bulanan ini berupaya memfokuskan pada kegiatan aktivasi, distribusi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengantarkan karya-karya sineas lokal ke industri perfilman nasional maupun internasional.

Sebagai bentuk apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bagi kedua Film Terpilih akan mendapat sertifikat, suvenir, kesempatan mengikuti workshop perfilman, dan menjadi nominasi di malam penganugerahan Festival Film Bulanan yang diselenggarakan pada bulan Desember.

Selain itu, sebagai bagian dari eksibisi, akan ada penayangan poster digital di sejumlah area gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan penayangan film di acara ‘Sinema Keliling’, bioskop maupun media Over The Top (OTT).

Untuk itu, Sandiaga mengimbau para sineas yang berada di wilayah Jakarta dan Jawa Timur agar mempersiapkan diri karena pendaftaran Lokus 3 akan dibuka pada tanggal 2 April mendatang. 

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

“Kami di Kemenparekraf bersama Festival Film Bulanan berkomitmen untuk terus mendukung para pelaku kreatif subsektor film untuk berkarya menghasilkan film-film terbaik. Optimis film Indonesia akan menang Oscar suatu saat nanti!” ujar Sandiaga Uno.

Sementara itu, Dosen Film dan Televisi serta Resensator Film, Mohamad Ariansah, yang di Festival Film Bulanan ini juga berlaku sebagai kurator menyebutkan alasan dua film tersebut menjadi film terpilih bulan ini. Menurutnya, kekuatan film ‘Romansa di Balik Pagar Akal’ adalah kemampuan film maker itu dalam menggali sudut pandang dari sebuah persoalan. 

Deretan Film Indonesia Siap Tayang Akhir 2024 di Bioskop, Bakal Temani Malam Tahun Barumu!

“Mengangkat human interest tentang orang yang sudah sembuh dari gangguan jiwa berbicara tentang pernikahan. Memiliki gagasan kuat dan point of view yang unik, sehingga ceritanya menarik,” kata sosok yang akrab disapa Ale ini.

Kemudian Ale menambahkan untuk film dokumenter ‘Penjara Segara’ yang mengangkat cerita tentang penangkaran lumba-lumba, "Film ini garapannya sudah seperti profesional dan sangat bagus untuk advokasi tentang perlindungan hewan," ungkapnya.

Merinding! Erika Carlina Cerita Pengalaman Dirukiah Depan 80 Santri saat Syuting Film Pengantin Setan

Di lokus 2 Festival Film Bulanan kali ini film-film dokumenter lebih mendominasi dibandingkan dengan film-film fiksi, hal tersebut juga diutarakan oleh sutradara dan penulis naskah, Rahabi Mandra, yang juga merupakan kurator dalam Festival Film Bulanan ini.

Ilustrasi Syuting di Alam Terbuka

Photo :
  • dok.ist

Abi menyampaikan, banyaknya film dokumenter itu bukan berarti fiksinya jelek Cuma ada beberapa yang sangat kuat seperti Penjara Segara. Menurutnya, walaupun Penjara Segara itu mengangkat isu yang sudah lama, yaitu isu penangkaran lumba-lumba yang diperjuangkan supaya bisa bebas, tapi karena dibuat dengan baik dan dikasih angle-angle menarik jadilah film dokumenter yang bagus.

Senada dengan 2 kurator lainnya, Kurator Festival Film Bulanan, Batara Goempar, yang berprofesi sebagai Sinematografer ini mengatakan, kalau di lokus 2 ini persaingan film dokumenter dan film fiksi yang dikurasi lebih kompetitif. "Lokus kali ini menyenangkan karena film dokumenternya, bisa melawan film fiksinya. Dokumenternya seru-seru," tutur sosok yang akrab disapa Marcel itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya