Kilas Balik Kronologi Meninggalnya Sang Juru Kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan
- FOTO ANTARA/Regina Safri
VIVA Nasional – Gunung Merapi di perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga kini masih terus meluncurkan awan panas dan guguran lava pijar.
Sebagian besar menuju ke arah barat daya atau ke wilayah Magelang dan Sleman. Selain itu, juga menimbulkan hujan abu di berbagai tempat sesuai arah angin.
Gunung Merapi ini meletus dahsyat pada 2010 lalu yang menewaskan banyak orang, termasuk juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan. Insiden tersebut terjadi pada Selasa, 26 Oktober 2010.
Diketahui bahwa rumah Mbah Maridjan ini tepat di bawah Gunung Merapi. Tak bisa dipungkiri bahwa rumahnya pun terdampak dan dirinya pun juga meninggal atas insiden tersebut.
Kronologi meninggalnya Mbah Maridjan
Awalnya, sekitar pukul 17.30 WIB tim SAR dan beberapa orang datang ke rumah Mbah Maridjan dan berusaha membujuknya untuk turun. Mbah Maridjan bersikukuh untuk tetap tinggal di rumahnya dan tidak mau turun.
Upaya itu pun gagal hingga sirine tanda gunung meletus berbunyi. Sementara itu, anak Mbak Maridjan, Mbah Murni dan Asih bersedia turun bersama rombongan tim SAR.
Keganasan Merapi itu pun merenggut nyawa Mbah Maridjan. Dia tewas dihantam awan panas 600 derajat celcius. Dikutip dari ANTARA, seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Slamet mengatakan, saat dilakukan penyisiran pada Rabu 27 Oktober 2010 pagi ditemukan sesosok mayat dalam posisi sujud di dalam kamar mandi rumah Mbah Maridjan.
Menurutnya, mayat tersebut ditemukan di dalam kamar mandi rumah dengan posisi sujud dan tertimpa reruntuhan tembok dan pohon.
Lebih lanjut, kata dia, kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang cukup parah. Bahkan hampir semua rumah dan pepohonan roboh.
Ahli forensik buka suara soal Mbah Maridjan sujud saat meninggal
Menurut dokter ahli forensik, Kombes Pol. Dr. Summy Hastry Purwanti dalam perbincangan dengan Denny Darko mengatakan, posisi Mbah Maridjan saat insiden tersebut bukan sujud melainkan sedang istirahat.
“Mbah Maridjan waktu itu sih posisi memang sedang istirahat. Karena posisi tidur, jadi kesannya seperti bersujud. Tapi sebetulnya dia kayak menahan atau menekuk dengan ketegangan otot tubuhnya. Jadi kesannya kayak sujud. Padahal ya tidak, posisi tidur aja,” kata ahli Forensik, dikutip kanal YouTube Denny Darko, Jumat, 17 Maret 2023.