Dipangkas Habis-habisan, Khofifah Didesak Naikkan Anggaran Makan Anak Panti Sosial di Jawa Timur
- VIVA/Uki Rama
VIVA Politik – Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Jawa Timur berharap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menaikkan anggaran permakanan anak yang diasuh di panti sosial. Apalagi anggaran pada tahun 2023 turun drastis setelah dipangkas habis-habisan dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Pengurus Wilayah LKSA PSAA Jawa Timur Habib Maulana mengatakan, pada tahun 2022 anggaran permakanan mencapai Rp1,9 miliar, sedangkan tahun 2023 hanya Rp600 juta--berkurang Rp1,3 miliar.
Anggaran Rp600 juta sangatlah tidak ideal bagi 1.175 LKSA di Jawa Timur yang sudah terverifikasi, kata Habib. Apalagi jumlah anak yang ada di LKSA sebanyak 20 ribu. Anggaran Rp600 juta hanya bisa mencakup 150 anak dengan rincian Rp25 ribu untuk 3 kali makan dalam 6 bulan.
"Bu Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada 2022 mengeluarkan Rp1,9 miliar untuk perbantuan permakanan dasar. Di 2023 turun menjadi 150 anak saja dengan nilai Rp600 juta, ini anggaran lebih kecil," kata pria yang akrab disapa Habib Asyik itu, Rabu, 15 Maret 2023.
Habib baru saja dilantik sebagai Ketua Pengurus Wilayah Fornas LKSA PSAA Jawa Timur 2022-2027. Dengan anggaran minimalis ini, dia bersama pengurusnya berencana beraudiensi dengan Khofifah untuk menyampaikan aspirasi mereka tentang tuntutan menambah anggaran untuk permakanan dasar anak-anak yang ada di LKSA.
"Jumlah anak yang ada di LKSA itu 20 ribuan. Kami menyadari kami tidak bisa memaksa dengan meminta semuanya untuk di-cover. Yang kami ajukan adalah lima ribu anak saja. Dengan rincian Rp25 ribu 3 kali sehari selama 120 hari dalam setahun," ujarnya.
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Jawa Timur terdiri dari lembaga dengan berbagai latar belakang agama, mulai dari Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Mereka berharap penambahan anggaran diberikan di tengah naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok. Bahkan mereka rela tidak melakukan pembangunan insfrastuktur agar makanan dasar anak-anak di LKSA terpenuhi.
"Insyaallah, kalau lembaga LKSA bisa bertahan walau setelah pandemi berat, terutama bagi yayasan Kristen, banyak hal yang harus dilakukan terutama efisiensi agar kita bertahan dengan makanan layak. Gizi harus tetap terpenuhi, bagian dari menghindari stunting seperti program pemerintah meski semua kebutuhan mahal," kata Habib, yang juga pengasuh LKSA Al-Hidayah, Kota Batu, Jawa Timur.