Buntut Kerusuhan di Wamena dan Tolikara, Kapolda Papua Copot Dua Kapolres
- Aman Hasibuan (Papua)
VIVA Nasional – Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakiri resmi mencopot Kapolres Tolikara AKBP Dicky Hermansyah Saragih dan Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman Sutarduga Napitupulu. Pergantian ini tidak lepas dari kerusuhan yang terjadi di Tolikara dan Wamena beberapa waktu lalu.
Hal itu diputuskan berdasarkan dengan Surat Perintah Kepala Kepolisian Daerah Papua Nomor: Sprin/183/III/KEP./2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polda Papua.
“Hari ini dua pejabat Polres yang kami ganti yang pertama Kapolres Tolikara, kedua Kapolres Jayawijaya ini juga diganti karena ada beberapa insiden yang terjadi di perumahan polres daerah ini yang kasusnya telah diperiksa Propam Polda Papua. Jadi kita tarik ke Polda supaya ada penyegaran,” kata Irjen Pol Mathius Fakiri kepada wartawan usai memimpin Sertijab di Mapolda Papua Koya Koso, Selasa, 14 Maret 2023.
Selanjutnya kata Kapolda, pihaknya menempatkan Kapolres baru di Tolikara agar bisa kembali membangun sistem, membangun komunikasi ulang dengan internal maupun bersama masyarakat sehingga hal-hal yang terjadi selama ini di Tolikara dan mendapat komplain bisa perbaiki kembali.
“Saya berharap kepercayaan masyarakat di wilayah Tolikara bisa kembali ke Polri sehingga kita nanti bisa menyiapkan program pemerintah berikutnya menuju ke Pilkada maupun pemilihan Presiden dan DPR 2024, dan bisa membantu wilayah pegunungan dalam rangka mempercepat DOB,”ujarnya.
Sementara untuk pergantian Kapolres Jayawijaya juga berkaitan dengan kerusuhan yang terjadi di Wamena beberapa waktu lalu yang menyebabkan sepuluhan lebih warga meninggal dunia dan puluhan luka-luka.
“Beberapa waktu lalu ada kejadian kerusuhan di Wamena yang menjadi perhatian kita semua maupun Polri. Sehingga tanggung jawab saya sebagai Kapolda, maka saya menarik atau mengganti Kapolres Jayawijaya sesuai permintaan masyarakat. Saya mau situasi kondisi di Wamena berangsur kondusif apalagi nanti Wamena dijadikan sebagai ibu kota provinsi Papua Pegunungan, jadi saya tidak mau ada keributan lagi,” tutur Kapolda Papua.
Lebih lanjut Fakiri menjelaskan, proses-proses hukum yang berkaitan dengan kerusuhan di Wamena sudah diambil alih untuk diproses di internal Polri, terutama bagi anggota yang terlibat pengamanan pada saat itu juga sudah dimintai keterangan oleh Kabid Propam Polda Papua untuk diproses.
“Jadi Kapolresnya kita ganti dulu dan saya sudah tunjuk Kapolres baru agar membangun komunikasi semua unsur di Wamena baik tokoh masyarakat, gereja, pemerintah dan TNI, supaya kita bersama-sama menyikapi situasi Wamena, kita kembalikan normal. Kita juga akan lakukan langkah-langkah penindakan hukum lainnya,” ujarnya.
Fakiri mengaku, dirinya juga telah melakukan edukasi dan menghimbau kepada masyarakat setelah kerusuhan tersebut. Untuk itu, masyarakat yang ada di dalam Kota Wamena tak boleh lagi membawa senjata tajam yang dapat berisiko terhadap kejadian-kejadian sepeti beberapa waktu lalu.
“Orang yang membawa Sajam (senjata tajam -red) karena ada pelanggaran hukum yang dilanggar. Saya juga sudah minta melalui media sampaikan kepada publik supaya masyarakat Wamena, ibu kota lainnya di pegunungan mulai secara perlahan-lahan meninggalkan Sajam yang dapat berisiko pada kejadian seperti kerusuhan yang terjadi itu,” tuturnya.
Fakiri mengajak masyarakat di Wamena agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar yang dapat menyebabkan keributan seperti beberapa waktu lalu.
Adapun pejabat yang melaksanakan serah terima yakni AKBP Heri Wibowo dari Kasubbid Provos Polda Papua diangkat sebagai Kapolres Jayawijaya menggantikan AKBP Hesman Napitupulu, yang mendapat jabatan baru sebagai Pamen Polda Papua.
Kompol Ahmad Fauzan, dari Pamen Polda Papua diangkat sebagai P.S. Kapolres Tolikara menggantikan AKBP Dicky Hermansyah Saragih.