Fakta-fakta Safe Deposit Box Rp 37 Miliar, 'Harta Karun' Rafael Alun yang Baru Diblokir
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Mantan pejabat pajak Jakarta Selatan Rafael Alun Trisambodo diketahui memiliki sejumlah aset fantastis dan uang miliar rupiah yang diduga tersamarkan di beberapa akun.
Setelah transaksi rekening senilai Rp 500 miliar yang terendus PPATK dan langsung diblokir, ayah Mario Dandy itu ternyata masih memiliki pundi-pundi lain yang tersimpan di safe deposit box di bank berisi Rp 37 miliar dalam pecahan Dolar Amerika Serikat.
Berikut adalah fakta-fakta safe deposit box Rafael Alun senilai Rp 37 miliar:
1. Terendus PPATK, Diblokir!
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap temuan baru terkait dengan aset berupa uang yang diduga dimiliki eks pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana mengatakan ada uang senilai Rp 37 miliar diduga milik Rafael yang ditemukan di dalam safe deposit box. Terhadap temuan baru itu telah diblokir PPATK
"Iya benar di SDB (safe deposit box)," kata Ivan saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 10 Maret 2023.
Ivan membeberkan, puluhan miliar uang di dalam safe deposit box itu ditemukan dalam bentuk mata uang asing. "(Uang di safe deposit box berupa) mata uang asing," tuturnya.
2. Diduga Hasil Suap
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menambahkan safe deposit box Rafael Alun yang baru-baru ini terungkap dan berhasil diblokir diduga hasil penerimaan suap.
"Dugaan hasil suap," kata Ivan dihibungi awak media, Jumat, 10 Maret 2023.
Kendati begitu, masalan ini ditelisik lebih jauh oleh PPATK, dan belum dilaporkan ke penegak hukum. "Masih dalam proses di PPATK," kaga Ivan.
Lebih jauh, Ivan memastikan uang di dalam safe deposit box itu berbeda dengan mutasi rekening Rp500 miliar milik Rafael Alun. Sejauh ini, mutasi rekening Rp500 miliar itu juga telah diblokir oleh PPATK.
3. Ingin Diambil Rafael Alun Keburu Diblokir
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa Rafael Alun Trisambodo sempat bolak-balik ke deposit box miliknya sebelum akhirnya diblokir oleh PPATK.
"Beberapa hari sudah bolak-balik tuh dia ke berbagai deposit box itu. Terus pada suatu pagi, dia datang tuh ke bank membuka itu, langsung diblokir oleh PPATK," kata Mahfud dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Setelah PPATK memblokir, lanjutnya, PPATK langsung mencari dasar hukum untuk membuka deposit box tersebut. Setelah berkonsultasi dengan KPK, barulah PPATK membuka deposit box milik Rafael yang kemudian dilanjutkan dengan penggalian informasi untuk menemukan deposit box lainnya.
"Di bongkar, satu safe deposit box itu sebesar Rp37 miliar dalam bentuk dolar AS," ucapnya.
4. Pencucian Uang Rafael Alun
Mahfud juga menyoroti kekayaan tidak wajar Rafael Alun dan menduga hal itu merupakan praktik pencucian uang. Menurutnya, praktik pencucian uang tidak bakal diketahui atasan Rafael, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyandi.
"Itu bukti pencucian uang tuh seperti itu. Menteri bisa tidak tahu ada uang seperti itu. Dan memang diluar kuasa menteri," kata Mahfud.
"Kan orang nyimpen uang ratusan miliar (rupiah) di safe deposite box itu kan Menteri juga tidak tahu. Itu yang bisa tahu nantinya adalah PPATK. Itu pun yang baru ditemui sebagian loh, yang Rp37 miliar itu," sambungnya.
PPATK awalnya belum tahu soal isi dari tempat penyimpanan Rafael Alun itu. Mahfud MD sendiri menyebutkan kalau PPATK tidak bisa sewenang-wenang membongkar penyimpanan itu begitu saja.
"Dicari dasar hukumnya, kalau sudah diblokir boleh enggak dibongkar oleh PPATK? Kan belum ada undang-undangnya, enggak boleh sembarangan," ujar Mahfud.
5. Respons KPK
Atas temuan janggal aset-aset Rafael Alun, termasuk temuan safe deposit box Rp 37 miliar milik Rafael Alun di salah satu bank BUMN itu, Mahfud kemudian menghubungi Ketua KPK Firli.
Awalnya, Mahfud MD menerangkan polemik atas janggalnya harta ayah Mario Dandy Satriyo itu. Mahfud kemudian menanyakan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) soal kebenaran harta Rafael Alun.
"Terus ditunjukan surat tahun 2013 kepada KPK, bukan kepada menteri keuangan. Ada suratnya, 'sudah dilaporkan pak bahwa ini agaknya kurang beres orangnya', 2013 surat itu disampaikan ke KPK," ujar Mahfud di Kementerian Keuangan, Sabtu 11 Maret 2023.
Setelah itu, Mahfud MD berkomunikasi dengan pimpinan KPK, Firli Bahuri soal surat yang dimaksud. Firli mengaku awalnya dia tidak tahu-menahu.
"Saya sampaikan ke Pak Firli, 'Pak Firli kok ini ada belum ditindaklanjuti?' Pak Firli bilang 'wah saya belum tahu bos'. Sesudah itu saya kirim surat ini buktinya bahwa sudah masuk surat ke KPK," kata Mahfud.
"Maka terus dipanggil kan, karena surat saya itu dan teriakan publik. Rp 56 miliar kekayaan tidak wajar. Sesudah diperiksa ulang semua transaksinya itu. Itu ada Rp 500 miliar yang terkait dengan dia," tambah Mahfud.