Yorrys Sebut Penanganan Keamanan di Papua Diperlukan Pendekatan Persuasif

Anggota DPD asal Papua, Yorrys Raweyai.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Sepanjang awal tahun 2023, aksi-aksi kekerasan di Papua terus terjadi. Terkini, kerusuhan di Wamena pada 23 Februari 2023 lalu yang dilatari dugaan penculikan anak, mengakibatkan 12 orang meninggal dunia, 18 orang dari aparat keamanan serta 32 orang warga sipil terluka. Kemudian juga ada peristiwa penembakan yang mengakibatkan tewasnya 2 warga sipil pada Rabu 8 Maret 2023.

10 Kasus Kriminal Menggemparkan Garut 2024, Terheboh Oknum Polisi Otaki Perampokan Warga

Sebelumnya di Nduga, publik dihebohkan dengan peristiwa penculikan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang juga merupakan warga Selandia Baru. Selain pesawat yang diawakinya dibakar oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya, hingga saat ini, keberadaan dan kondisi Philip pun tidak kunjung diketahui dengan pasti. 

Polisi mengamankan kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan

Photo :
  • Humas Polda Papua
Ini Permintaan Puan ke Pemerintah Jelang Nataru 2025

Merespons kejadian tersebut, Anggota DPD RI, Yorrys Raweyai, menegaskan pentingnya pendekatan persuasif dalam menangani berbagai peristiwa kekerasan di Papua. Selain tindak lanjut proses hukum yang maksimal dan tanpa pandang bulu, pendekatan persuasif dipandang mampu menyentuh akar persoalan yang sesungguhnya terjadi dan memicu berbagai persitiwa selama ini.

Berbagai laporan dan kajian yang mengemuka terkait kejadian di Wamena dan Nduga menunjukkan adanya persoalan yang mengakar selama ini tentang pengelolaan isu-isu kesejahteraan dan hubungan sosial-kemasyarakatan. Relasi konstruktif antara masyarakat aslip Papua dan masyarakat pendatang belum terjalin dengan baik, hingga menimbulkan kecemburuan sosial.

Duduk Perkara Sopir Calya Dibanting 3 Oknum Polisi di Ambon Bikin GP Ansor Meradang

“Masyarakat yang majemuk dan plural dengan kondisi sosial, politik dan keamanan di Papua yang cenderung tidak stabil, seringkali memicu kejadian-kejadian destruktif. Dengan mudah emosi publik tersulut hanya karena isu-isu yang tidak dikelola dengan baik”, kata Yorrys di Jakarta 9 Maret 2023.

Oleh karena itu, menurut Yorrys, pengungkapan akar masalah penyebab kekerasan di Wamena dan Nduga merupakan fokus utama. Hal itu ditujukan agar kejadian-kejadian serupa tidak berulang serta mampu menciptakan rasa aman bagi masyarakat secara keseluruhan. 

Aparat keamanan harus menjadi bagian dari penciptaan rasa aman tersebut. Bukan sebaliknya, menjadi pihak yang justru menghadirkan rasa takut akibat repons yang berlebihan. 

“Tatanan kehidupan yang aman dan damai di Papua hanya dapat tercipta dengan dukungan semua pihak, termasuk aparat keamanan yang memang bertugas menciptakan rasa aman”, tegas Yorrys.

Pemerintah daerah juga perlu merinci lebih jauh jumlah kerugian yang diakibatkan peristiwa tersebut. Termasuk mempertimbangkan untuk memfasilitasi pergantian kerugian yang dialami oleh masyarakat yang terdampak. Dengan demikian, masyarakat akan merasakan kehadiran pemerintah melalui aparat keamanan sebagai pengayom dan pelindung mereka.   

Hal yang sama juga perlu dilakukan dalam upaya penanganan serta penyelamatan pilot Susi Air. Apalagi, sebagai warga negara Selandia Baru, penanganan aparat keamanan terhadap Philip telah menjadi sorotan internasional. Karena itu, tindakan reaktif dan berlebihan aparat keamanan hanya akan menambah persepsi buruk di mata internasional.

“Jangan sampai tujuan untuk “membasmi” kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya justru berdampak kontraproduktif dengan mengorbankan warga sipil”, ujar Yorrys.  

Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens disandera KKB Papua.

Photo :
  • Dok. Istimewa

Ketua Komite II DPD RI itu berharap aparat keamanan menindak tegas segala bentuk aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB. 

Meski demikian, Yorrys meminta aparat keamanan melakukan penanganan yang terukur dan sistematis. Selain itu, menciptakan solusi komprehensif bagi persoalan kekerasan di Papua.

“Intinya, kita berharap kekerasan demi kekerasan di Papua dapat diselesaikan dengan solusi-solusi yang komprehensif. Bukan sekedar reaksi-reaksi parsial yang justru tidak akan menyelesaikan masalah yang sesungguhnya”, tutup Yorrys.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya