Musim Kemarau Datang Lebih Awal, BMKG Sebut El Nino Berpeluang 50-60 Persen
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).
"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Selasa, 7 Maret 2023.
Dia menjelaskan, terkait prakiraan dinamika atmosfer-laut, hingga akhir Februari 2023 kondisi ENSO berada pada fase La Nina lemah. Menurut dia, adapun La Nina diprediksi bakal segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023. Sementara itu, pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino.
Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2023. Untuk itu, pemerintah daerah dan masyarakat, tambah dia, dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.Â
Menurut dia, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.
"289 ZOM atau sejumlah 41 persen wilayah memasuki musim kemarau maju atau lebih awal dari normalnya. 200 ZOM atau 29 persen wilayah memasuki musim kemarau sama dengan normalnya. Dan, 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, musim kemarau di Tanah Air tahun ini diprediksi bakal berlangsung bulan April 2023. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.
"BMKG memprediksi awal musim kemarau seiring aktifnya Monsun Asia pada bulan April 2023," ujarnya kepada wartawan, Senin, 6 Maret 2023.
Menurut dia, musim kemarau tak berlangsung bersamaan. Dimulai dari Bali, Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur, dan sebagian besar wilayah Jawa Timur. Dia menjelaskan, awal musim kemarau erat kaitannya dengan peralihan Monsun Asia, yaitu angin yang bertiup dari arah Benua Asia ke Benua Australia lewat wilayah Indonesia.