Perluasan PLTP 2x20 MW Ulumbu Terus Berjalan, Warga Demo Bupati Manggarai

Warga demo kedatangan Bupati Manggarai Heribertus G.L Nabit
Sumber :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

VIVA Nasional – Tahapan pembangunan energi baru terbarukan (EBT) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu berkapasitas 2×20 MW yang di wilayah Poco Leok Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur terus berjalan meskipun dibayang-bayangi penolakan dari kelompok warga yang tidak setuju.

PLTP Poco Leok merupakan pengembangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU ) Ulumbu yang terletak di Desa Wewo berkapasitas 10 MW.

Perluasan PLTP 2x20 MW Ulumbu di Poco Leok, Manggarai, NTT

Photo :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

Pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termuat dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 51 persen.

Saat ini PLN melaksanakan survei topografi pada proses tahap kedua untuk memastikan luas area plus pekerjaan pemetaan topografi akses road yang memiliki panjang 17 kilometer dimulai dari Desa Ponggeok hingga Desa Lungar.

Pro kontra warga sangat kental di Desa Lungar. Warga yang menolak kehadiran PLTP sudah 4 kali menggelar aksi blokade terhadap kegiatan PLN.

Dalam peta wellpad D (tapak pengeboran) lokasi Tonggong berjarak hanya 200 meter dari Desa Lungar sehingga warga bersikeras, pengeboran geothermal di wilayah Poco Leok dikhawatirkan berdampak buruk pada kehidupan warga.

Bupati diadang

Warga demo kedatangan Bupati Manggarai Heribertus G.L Nabit

Photo :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

Kedatangan Bupati Manggarai Heribertus G.L Nabit ke Desa Lungar ditolak warga. Di hadapan Bupati Nabit massa membentang poster berbagai poster menolak pengeboran panas bumi. Massa juga melarang Bupati Heribertus G.L Nabit  melakukan sosialisasi PLTP di desa mereka.

Kendati Bupati berdarah Satarmese menjelaskan tujuan kedatangannya untuk mendengar aspirasi masyarakat namun massa membalas dengan teriakan “Tolak!”.

Seratusan orang yang mengadang Bupati dan rombongan, Senin 27 Februari 2023, lantang menentang kehadiran proyek geothermal di wilayah mereka sekaligus menolak tawaran pemerintah dalam bentuk apapun.

Tak mau berhadap-hadapan dengan massa, Bupati Heribertus Nabit dan rombongan memilih keluar dari kerumunan dan melanjutkan dialog dengan pihak yang pro di Aula Kapela Stasi Lungar.

Jaring aspirasi pro dan kontra

Bupati Nabit menegaskan, pemerintah hadir dan bersedia mendengar dan menimbang suara pro dan kontra dari masyarakat terkait rencana pengembangan PLTP di Poco Leok.

Nyoblos Bareng Istri Ditemani Cucu, Rano Karno Mau Silaturahmi ke Warga Keliling TPS Sekitar Rumah

"Karena itu kami memutuskan untuk jalan ke tiap-tiap gendang (rumah adat), untuk mengetahui suara-suara yang ada tidak hanya mendengar suara-suara yang setuju, tapi juga mendengar suara-suara yang tidak setuju. Tentu dengan alasan masing-masing," ujarnya.

"Kami punya prasangka baik bahwa yang setuju dan tidak setuju ini tentu punya alasan-alasan demi masa depan, kemungkinan demi keberlangsungan dan lain-lain. Sehingga hal itulah yang akan kami komunikasikan dengan PT PLN," lanjutnya.

Nyoblos Bareng Istri dan Anak, Pramono Anung Minta Warga Jakarta Gunakan Hak Pilihnya

Warga menyampaikan aspirasi ke Bupati Manggarai Heribertus G.L Nabit

Photo :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

Menanggapi aksi massa Desa Lungar, pria yang biasa disapa Hery ini menganggap hal biasa yang perlu didengarkan, diserap, dan tidak dianggap negatif.

Siswa Tertembak di Semarang, Warga dan Satpam Tak Melihat Ada Tawuran di Paramount

"Saya sebagai penanggung jawab dalam pembangunan di Manggarai juga perlu mengetahui kondisi lapangan secara real. Bahwa ada reaksi-reaksi, atau respons-respons dari masyarakat yang di luar dugaan kita, saya kira itu adalah sesuatu yang normal saja, yang perlu kita dengar, yang perlu juga kita serap, jangan ditanggapi terlalu negatif, terlalu jauh," terangnya.

Penjelasan pihak PLN

Terpisah, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara, Wahidin, menerangkan, pembangunan PLTP Ulumbu direncanakan memanfaatkan 7 area pengeboran, di antaranya 5 area sumur produksi dan 2 sumur reinjeksi.

Pengembangan energi panas bumi PLTP Ulumbu 2 x 20 MW harus diwujudkan,tutur Wahidin, sehingga mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara mapan dan berkelanjutan.

"Langkah ini, sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025," tutupnya.

Suara mendukung

Tokoh adat kampung Mesir, Desa Lungar, Vinsen Goda, menuturkan bahwa masyarakat adat Mesir mendukung penuh kehadiran proyek geothermal pengembangan dari PLTP Ulumbu.

Dukungan tersebut sebut Vinsen Goda, terungkap dalam forum 'Lonto Leok' atau musyawarah adat yang telah dilaksanakan bersama masyarakat adat di Mesir, di mana nantinya menjadi salah satu area lokasi pengeboran panas bumi.

"Dukungan dari masyarakat ini tentunya menjadi penting, mengingat seluruh proyek yang bersinggungan dengan keberadaan kami masyarakat adat,  telah melalui proses sosialisai dan konsultasi, baik secara formal maupun secara adat," tuturnya terpisah.

Ia meyakini, apa yang disampaikan para ahli saat sosialisasi beberapa bulan lalu, tentu berdasarkan penelitian yang matang. 

"Demikian halnya dengan keseriusan pemerintah melirik potensi panas bumi di Poco Leok, tentu tidak untuk merusak Poco Leok dan masyarakat di dalamnya," pungkasnya. (Jo Kenaru/tvOne/Manggarai-NTT)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya