Cerita Mistis AKBP Patria Yuda Tembus Rimba Perawan Kerinci Cari Rombongan Kapolda Jambi
- FB
VIVA Nasional – Insiden kecelakaan helikopter Polri yang membawa rombongan Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono pada Minggu, 19 Ferbruari 2023 lalu di kawasa hutan bukit Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi, masih menyisakan kisah haru tak saja bagi para korban, tapi juga regu tim penyelamat.
Proses evakuasi para korban membutuhkan upaya yang sangat keras, dramatis hingga melibatkan tim darat dan udara. Sulitnya medan menyebabkan proses pencarian hingga evakuasi dilakukan lebih dari 70 jam sampai dengan para korban berhasil dievakuasi di posko darurat di lapangan Desa Tamiai.
Cerita sulitnya pencarian dan proses evakuasi korban itu pun dituturkan tim evakuasi darat yang dipimpin Kapolres Kerinci AKBP Patria Yuda Rahadian. Mereka adalah tim 1 yang pertama kali sampai di titik lokasi kecelakaan helikopter yang berada di tengah rimba perawan Kerinci.
Insiden kecelakaan helikopter Kapolda Jambi itu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi AKBP Patria Yuda. Pasalnya, helikopter rombongan Kapolda Jambi itu mengalami insiden mendarat darurat di tengah hutan dalam kunjungan kerja ke Kerinci untuk meresmikan Gedung SPKT di Polres Kerinci.
Segera setelah menerima kabar tersebut, AKBP Patria bersama anak buahnya langsung bergerak ke Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci. Hanya berkoordinasi sebentar dengan warga setempat, AKBP Patria Yuda langsung 11 orang rombongan bergerak menuju titik koordinat kejadian.
"Saya tidak akan keluar hutan sebelum menemukan dimana titik jatuhnya heli dan dimana Bapak Kapolda berada," begitu kata AKBP Patria Yuda sesaat sebelum memasuki rimba Kerinci.
Masuk ke dalam belantara hutan Kerinci bukan perkara mudah. Ternyata lokasi helikopter nahas tersebut bukan jalur umum yang biasa dilewati orang atau warga sekitar yang berkebun di hutan, juga bukan pula hutan biasa.
Lokasi ttitik helikopter Kapolda Jambi mendarat darurat itu adalah hutan rimba yang semaknya minta ampun, pohonnya besar dan jauh dari desa. Jangankan mobil, motor trail saja tak bisa menjangkau lokasi dimana titik helikopter tersebut jatuh.
"Harus jalan kaki, biasanya bisa sampai dua hari, karena harus membuat jalan sendiri dengan cara meerabas hutan belantara di tambah lagi lokasi yang curam dan tebing," kata Mukri Soni, Depati Muaro Langkap menggambarkan Bukit Tamiai.
Sebelum masuk ke dalam hutan, AKBP Patria Yuda sempat diingatkan oleh warga Desa Tamiai tentang cerita-cerita mistis dibalik hutan perawan tersebut 'Barang siapa yang masuk ke sana bisa hilang tak tahu jalan pulang'.
Menurut tetua desa setempat, cerita mistis itu bukan cerita kosong dan sudah pernah terjadi. Itu kawasan 'si Hijau' diduga lokasi titik helikopter Kapolda Jambi jatuh.
Belum lagi, kekhawatiran tim penyelamat ini akan bertemu hewan buas karena itu wilayah yang belum pernah dijamah manusia. Itu kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, yang konon ada banyak ninik di sana, Harimau Sumatra.
Sebagai manusia biasa, AKBP Patria tentu khawatir dengar cerita-cerita mistis itu, tapi langkahnya tidak surut. Yang di kepalanya saat itu harus secepatnya sampai tujuan, ke titik koordinat lokasi helikopter Kapolda Jambi yang mendarat darurat.
Tak penting apakah heli nahas tersebut mendarat darurat atau jatuh, atau bergelantung di pohon. Baginya saat itu, Kapolda Jambi dan rombongannya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja di hutan sana.
Apapun halangannya, cerita mistis kawasan si Hijau, mesti berjalan kaki dua hari, tidak ada jalur manusia, tak menyurutkan langkah mantan Kapolres Empat Lawang Sumsel itu untuk bergerak -- masuk hutan hari itu juga Minggu, 19 Februari 2023.
AKBP Patria dan rombongan berjumlah 12 orang berangkat pukul 13.00 Wib melalui sebuah desa bernama Jembatan Payung dengan berbekal seadanya. Sebelum masuk pintu rimba, rombongan ini masih diantar oleh warga sekitar, menggunakan motor trail sekitar 2 jam perjalanan.
Hingga kemudian, bertemu juga pintu rimba, tak lagi bisa dilalui motor, harus jalan kaki. Masuk ke kawasan hutan yang lebat dan berkabut tebal. Siang pun terasa tidak terang, semaknya rapat, matahari tidak maksimal menembus daratan. Udara dingin mulai menusuk badan.
Humas Polres Kerinci, Endriadi mengatakan, sebelum berangkat Kapolres memang telah berkali-kali mewanti anggota dalam rombongan, bahwa perjalanan tidak akan berhenti, sampai bertemu titik lokasi. Hujan sekalipun.
AKBP Patria Yuda Rahadian sebagai komandan dalam operasional evakuasi jalur darat ini mengandalkan GPS heli di lokasi kejadian, memandu perjalanan agar tidak belok-belok dan kesasar.
Membawa peralatan seadanya seperti parang untuk menebas semak dan juga bekal makanan dan stok bantuan untuk para korban.
Setelah lebih dari separuh perjalanan, ternyata tak semua kuat mendaki dan menurun dalam kondisi cuaca yang sangat dingin. Sekitar pukul 02.00 dini hari, tiga orang dari rombongan mengalami masalah. Kakinya keram, tak bisa digerakkan dan tak bisa melanjutkan perjalanan.
Misi tetap dilanjutkan dengan 9 orang yang tersisa, termasuk AKPB Patria Yuda, tetap melanjutkan perjalanan. Melihat dari peta digital ternyata malam itu perjalanan masih cukup jauh melewati bukit dan pegunungan.
Rombongan yang dipimpin Kapolres Kerinci itu sempat tersesat karena titik kordinat yang dituju berubah, hingga harus berputar kembali dan menuju titik koordinat yang di pastikan dimana lokasi jatuhnya Helikopter rombongan Kapolda Jambi.
Berjalan tanpa henti, 9 orang ini pun sekira pukul 04:00 subuh semakin mendekati koordinat. Pada Senin pagi sekira pukul 10:00 pagi, Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto mengumumkan bahwa rombongan tim evakuasi jalur darat yang dipimpin Kapolres Kerinci ini telah sampai di lokasi, bertemu Kapolda Jambi dan rombongan.
Benar saja, sampai di lokasi tim inilah yang menjadi penolong pertama bagi 8 korban kecelakaan itu. Helikopter belum juga melakukan evakuasi karena kabut awan semakin tebal.
Sempat beberapa kali upaya dilakukan sejak hari pertama kejadian namun gagal karena kondisi cuaca yang tidak baik. Evakuasi pertama pada hari kedua insiden, itupun baru bisa mengantar selimut, makanan, powerbank dan minuman dari ketinggian di atas 5 ribu kaki. Kemudian siang hari saat menurunkan dua dokter dan 4 personil dari Brimob dan Basarnas.
Sisanya, heli hanya bisa berputar-putar di udara, mendekat lalu putar balik lagi. Medan sulit, cuaca juga tak bersahabat awan dan kabut tebal di sekitar lokasi. Heli SAR kembali ke posko menunggu waktu yang tepat untuk evakuasi.
Sempat menjadi tanda tanya kenapa cuaca selalu berubah-ubah saat helikopter hendak melakukan evakuasi, tidak bisa menembus awan dan kabut. Kondisi ini membuat banyak pertanyaan yang muncul di posko SAR darurat di Jembatan Payung Desa Tamiai.
Entah mengapa kembali terbersit bahwa hutan Kerinci merupakan hutan keramat sehingga anggota tim di posko darurat mendatangi tetua adat setempat untuk membantu proses evakuasi dengan bantuan doa spiritual.
Benar apa tidaknya hanya Tuhan yang tahu. Setelah dilakukan ritual adat dan setelah lebih dari 70 jam, akhirnya rombongan Kapolda Jambi berhasil dievakuasi dengan mengerahkan Helikopter Puma milik TNI AU, untuk mengangkut para korban, membawa mereka ke posko transit di Kabupaten Merangin untuk diterbangkan kembali ke Kota Jambi.
Tapi perjuangan tim evakuasi darat yang dipimpin Kapolres Kerinci AKBP Patria Yuda belum usai, setelah semua korban berhasil dievakuasi. Tim jalur darat pun harus kembali keluar dari hutan Tamiai.
Pada Selasa sore, pukul 17.10 WIB, semua tim darat kembali menjelajahi Hutan Tamiai dengan berjalan kaki. Jika saat berangkat mereka membutuhkan waktu 17 jam sampai ke lokasi, saat kembali ke desa, rombongan Kapolres Kerinci ini hanya membutuhkan waktu 10 jam.
Menurut Kapolsek Batang Merangin, Iptu Julisman, rombongan sampai ke Desa Tamiai pukul 2.00 malam dan beristirahat di lapangan bola kaki Desa Tamiai dimana di lokasi tersebut sempat dijadikan landasan darurat helikopter tim evakuasi.
Perjalanan keluar dari hutan tidak semulus yang diharapkan. Saat perjalanan keluar dari hutan si Hijau di Tamiai, ada empat orang anggota yang mengalami keram kaki karena kelelahan melewati medan yang curam dan cukup jauh.
"Memang ada yang keram, semua 26 orang sudah turun semua. Rombongan 1 dan rombongan 2," ujar Iptu Julisman
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan proses evakuasi helikopter Kapolda Jambi dan rombongan melibatkan lebih 1000 orang.
"Terima kasih kepada seluruh personel Polri, rekan-rekan TNI AU, jajaran Korem 042/Garuda Putih, Kopasgat TNI AU, Basarnas, Angkasa Pura, BMKG, BPBD, Forkopimda Provinsi dan Kabupaten, PMI, tim paramedis, serta seluruh masyarakat yang telah bekerja keras mengerahkan segenap kemampuan dan sarana prasarana sehingga proses evakuasi dapat berjalan lancar," ujar Kapolri.
Akhirnya, misi penyelamatan pun selesai. Semua korban telah dievakuasi dan menjalani perawatan di rumah sakit. Kini, semua tinggal berharap Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan semua korban lainnya lekas pulih, dan penyebab helikopter mendarat darurat terungkap.
"Tunggu saja. Jadi baiknya ya kita tunggu saja," ujar Kapolri mengakhiri
Laporan: Arizal Antoni/tvOne Jambi