Terkuak! G20 Nyaris Berantakan karena Cuaca Buruk jika BMKG Tak Merekayasa Cuaca
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 ternyata nyaris berantakan dan kacau balau gara-gara cuaca buruk sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sesuai jadwal, pada Selasa, 15 November 2022, digelar dala dinner atau jamuan makan malam para pemimpin negara sebagai puncak KTT G20 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali. Namun, sesuai prakiraan BMKG beberapa hari sebelumnya, pada hari itu akan turun hujan di kawasan KTT.
BMKG, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan sejumlah kementerian, memang telah mengantisipasi cuaca buruk itu. Namun, seperti diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, potensi hujan pada hari itu melebihi perkiraan.
Pertama, potensi hujan pada siang hari. Sesuai skenario, agar hujan tidak turun di kawasan KTT dan mengganggu acara luar ruang termasuk makan siang para pemimpin negara, cuaca direkayasa dengan memaksa hujan turun di laut. Skenario itu berhasil dan hujan turun di laut dan awan hujannya habis.
Namun, kata Dwikorita, tiba-tiba muncul awan lagi yang berpotensi turun hujan lebat. "Awan dari berbagai penjuru mengumpul di atas [kawasan KTT g20], sesuai prediksi, siang hari, sekitar jam 1-2. Cuma kok lebih banyak dari yang diprediksi," katanya dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta, Jumat, 17 Februari 2023.
Tak banyak waktu lagi untuk merekayasa agar hujan diturunkan di laut seperti kejadian pertama. Tapi, gala dinner di luar ruang di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana tidak boleh dibatalkan.
Akhirnya, menurut Dwikorita, BMKG bersama BRIN, Kementerian PUPR, Kemeterian Koordinator Kemaritiman dan Investasi serta didukung TNI Angkatan Udara, memutuskan memaksa hujan turun pada siang itu, sekira pukul dua, dengan harapan pada pukul empat sore sudah reda.
"Akhirnya terpaksa dihujankan di situ juga (di kawasan Garuda Wisnu Kencana). Jadi, itu karena banyak, harus dihujankan beberapa waktu. Saat itu dimulai pukul dua, mulai awan itu hilang, habis itu pukul empat. Tapi konsekuensinya tempat untuk event itu basah semua, basah semua, jadi propertinya basah karena [hujan] dari mana-mana," kata Dwikorita.
Ringkasnya, kata mantan rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu, hujan berhasil dipaksa turun di kawasan tersebut pada siang itu. Pada pukul empat sore, hujan reda dan tak ada lagi awan hujan di langit tempat KTT.
Segera setelah itu panitia segera mengeringkan dan membersihkan area serta properti untuk hajatan gala dinner. Tepat sebelum malam, kawasan Garuda Wisnu Kencana telah bersih dan siap kedatangan para pemimpin negara peserta G20.