5 Fakta Gunung Bawah Laut di Pacitan yang Bikin Geger
- ANTARA
VIVA Nasional – Gunung bawah laut ditemukan tim Badan Informasi Geospasial (BIG) sekitar 260 kilometer selatan perairan Kabupaten, Pacitan, Jawa Timur.
Dalam keterangan tertulis Humas ITB, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Mirzam Abdurrachman, S.T, M.T menyebutkan sebetulnya gunung bawah laut itu telah teridentifikasi sejak 2006.
Namun gambaran gunung benar-benar terlihat dalam rangkaian survei landas kontinen Indonesia (LKI) yang dilakukan September-November 2022 di wilayah selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, kala itu kapal Baruna Jaya III milik BRIN melintasi di atasnya.
1. Tinggi Gunung Bawah Laut Pacitan
Gunung bawah laut itu memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer. Kedalamannya antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
2. Nama yang Disarankan
Melansir dari laman BBC, News gunung yang berada di kedalaman 3.800 meter ini disarankan dengan nama Giri Salam.
3. Tinggi Gunung
Keberadaan gunung bawah laut ini sekitar 260 kilometer selatan perairan Kabupaten, Pacitan, Jawa Timur, berada di kedalaman 3.800 meter, dan tingginya 2.200 meter.
4. Potensi Bahaya
Dr. Mirzam Abdurrachman mejelaskan bahwa slab yang masuk masih cukup dangkal (10-15 km) sehingga menyebabkan potensi "gunung api" ini tidak seperti potensi gunung api yang aktif di Pulau Jawa pada umumnya.
"Slab yang masuk baru mulai meleleh itu bukan pada kedalaman 10-15 km. Ini bukan tempat yang ideal. Kedalaman ideal lempeng samudera meleleh pada kedalam 120-180 km seperti gunung di Pulau Jawa lainnya," katanya.
Ciri-ciri yang menunjukkan gunung api seperti adanya panas merupakan akibat dari tumbukan dua buah lempeng di zona akresi.
“Jadi secara teoritis, harusnya itu posisinya bukan gunung api yang definitif kita pelajari, tapi ini morfologinya seperti kerucut gunung api, karena tadi adanya gangguan, panasnya dari collision tumbukan yang menghasilkan panas," tambahnya.
5. Sudah Teridentifikasi Sejak 2006
Dr. Mirzam menyimpulkan, kemunculan gunung api di selatan Pacitan ini merupakan efek kompleksitas zona subduksi di selatan seperti komponen yang tidak homogen, perbedaan umur lempeng, dan roo rise yang mengganjal hingga timbulnya gangguan. “
Sebenarnya tonjolan-tonjolan ini udah teridentifikasi sejak 2006 silam,” terangnya.