Ledakan Petasan di Blitar Terdengar Hingga Kediri, Dikira Gunung Kelud Meletus
- VIVA/Nur Faishal
VIVA Nasional – Daya ledak petasan yang menewaskan empat orang di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Minggu, 19 Februari 2023, malam, bisa jadi sangat tinggi.
Buktinya, suara dan getaran ledakan terdengar hingga Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, yang berjarak sekira 40 kilometer. Sampai-sampai warga mengira itu suara Gunung Kelud meletus.
Salah satu warga Desa/Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, bernama Mochammad Aziz Qoharuddin mengaku mendengar suara ledakan diduga suara petasan maut di Blitar pada Minggu malam kemarin.
"Saya dengar suaranya sekitar pukul sebelasan malam," katanya kepada VIVA pada Senin, 20 Februari 2023.
Saat itu, Aziz mengaku tengah mengobrol dengan beberapa warga di musala kampungnya. Tidak hanya suara, suara ledakan petasan di Blitar juga menimbulkan bunyi getaran di atap musala.
Segera setelah itu banyak warga bertanya di grup kampung soal asal suara dan getaran tersebut. "Dikira [Gunung] Kelud meletus, soalnya kami trauma [peristiwa Gunung Kelud meletus] tahun 2014," ujarnya.
Aziz menuturkan, jarak Kecamatan Puncu daerah dia tinggal di Kabupaten Kediri dengan lokasi ledakan petasan di Dusun di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, sekira 40 kilometer. "Kecamatan Ponggok berbatasan dengan Kabupaten Kediri," ucapnya.
Suara ledakan petasan tersebut juga terdengar di kecamatan lain di Kabupaten Blitar yang berjarak 40 kilometer, yaitu di Kecamatan Selopuro. Elya Nur Hana, warga Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, mengaku semula dia mengira suara ledakan tersebut adalah bom.
"Tapi juga seperti suara bangunan ambruk atau tabrakan, tapi kok tidak ada bekasnya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Blitar Kota Inspektur Polisi Satu Achmad Rochan menjelaskan, empat korban tewas dalam peristiwa memilukan itu berasal satu keluarga.
Mereka ialah Darman (65 tahun), pemilik rumah sekaligus pembuat petasan, dua anak Darman bernama Aripin dan Widodo, serta keponakan Darman bernama Wawa.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar Ivong Berttyanto menuturkan, semua korban luka-luka akibat ledakan bubuk petasan tersebut semuanya sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dia mengaku sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyisiran dan evakuasi korban.
Berdasarkan data dari BPBD Jatim, korban luka akibat ledakan tersebut berjumlah lima orang. Sementara jumlah rumah rusak berat sebanyak satu unit, rusak ringan sebanyak 27 unit, dan satu unit masjid juga mengalami kerusakan.