Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto Dapat Hibah Wayang Kulit Ki Manteb
- VIVA/ Yandi Deslatama
VIVA Nasional – Kapolda Banten, Irjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho menerima hibah wayang kulit dan gamelan sepeninggalan almarhum Ki Manteb Soedarsono. Hibah diberikan langsung oleh istri almarhum Ki Manteb, yaitu Suwarti Manteb Soedarsono.
Suwarti memakai baju lengan panjang dan kerudung cokelat, mendatangi ruangan Irjen Rudy di Mapolda Banten pada Jumat, 17 Februari 2023. Terlihat, Suwarti menandatangani surat hibah bermaterai dan disaksikan langsung oleh Rudy.
Dalam surat yang berbingkai itu tertulis, bahwa Suwarti Manteb Soedarsono kelahiran Banyumas, 2 Desember 1965; menghibahkan seperangkat wayang kulit dan gamelan milik almarhum Ki Manteb Soedarsono kepada Kapolda Banten, Irjen Rudy.
Kapolda Banten, Irjen Rudy menyampaikan terima kasih kepada istri Ki Manteb dan keluarga yang telah memberikan hibah wayang kulit serta gamelan kepadanya. Tentu, Rudy tak menyangka bisa mendapatkan hibah wayang kulit tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga almarhum Ki Manteb yang mau menghibahkan wayang kulit dan gamelan sepeninggalan almarhum,” kata Rudy melalui keterangannya pada Jumat, 17 Februari 2023.
Dengan demikian, Rudy berjanji akan menjaga dan merawat pemberian hibah keluarga Ki Manteb ini. Apalagi, wayang merupakan salah satu budaya Indonesia yang perlu dirawat. “Wayang kulit dan gamelan ini memiliki nilai sejarah sangat tinggi, makanya akan kita rawat,” ujarnya.
Diketahui, dalang kondang, Ki Manteb Sudharsono meninggal pada Jumat, 2 Juli 2021. Ki Manteb seorang dalang wayang kulit ternama dari Jawa Tengah. Semasa hidup, ia dapat julukan dalang setan karena keterampilannya memainkan wayang kulit.
Ki Manteb Sudarsono lahir di Sukoharjo, 31 Agustus 1948, atau tepatnya 72 tahun. Ki Manteb merupakan putra pertama Ki Hardjo Brahim yang juga seniman tulen, dalang wayang kulit asal Sukoharjo. Sedangkan, ibunya juga seorang seniman penabuh gamelan.
Sejak kecil, Ki Manteb Sudarsono sudah laris sebagai dalang sehingga pendidikannya terbengkalai. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah demi mendalami karier mendalang.
Demi mendukung karier dalangnya, Ki Manteb Sudarsono mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet. Ia banyak belajar kepada para dalang senior, misalnya kepada dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun 1972, dan kepada Ki Sudarman Gondodarsono, yang ahli sabet pada tahun 1974.
Pada 4 dan 5 Sepetember 2004, Ki Manteb Sudarsono memecahkan rekor dengan mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa henti dengan memainkan lakon Baratayudha. Berkat pergelaran ini, Ki Manteb mendapat rekor MURI sebagai pergelaran wayang kulit terlama. Hebatnya setelah diperiksa tim dokter, kondisi ia tetap prima.