Polisi Bongkar Perdagangan Satwa Langka di Bogor, Owa Jawa, Elang, hingga Lutung Budeng

Barang bukti perdagangan satwa langka di Bogor, jaw Barat
Sumber :
  • Muhammad AR (Bogor)

VIVA Nasional – Perdagangan satwa langka yang dilindungi pada transaksi pasar gelap di wilayah Kabupaten Bogor berhasil dibongkar Satreskrim Polres Bogor, Jawa Barat. Dari hasil penggerebekan polisi menemukan enam, satwa yakni Elang Bulat Putih, Landak Jawa, anak Lutung Budeng berwarna hitam, dan anak Lutung Budeng berwarna coklat dan anak Lutung Surili, dan anak Owa Jawa. 

Polisi Bakal Sita Aset Pegawai dan Staf Ahli Komdigi yang Terlibat Judi Online

"Kami mengamankan seorang pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, berinisiak SM (36 tahun) warga Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohanes Redhoi Sigiro, Kamis 16 Februari 2023.

Satreskrim Polres Bogor membongkar perdagangan satwa langka

Photo :
  • Muhammad AR (Bogor)
Harga Emas Hari Ini 2 November 2024: Produk Antam Melorot Jadi Rp 1.539.000 Per Gram

Redhoi mengungkapkan, kasus perdagangan satwa langka yang dilindungi oleh negera ini merupakan hasil laporan pencinta komunitas satwa yang ditindaklanjuti. Dari hasil penyelidikan, polisi menangkap pelaku SM di tempat tinggalnya, di Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol dan enam satwa langka.

Enam satwa tersebut, yakni Elang Bulat Putih, Landak Jawa, anak Lutung Budeng berwarna hitam, dan anak Lutung Budeng berwarna coklat dan anak Lutung Surili, dan anak Owa Jawa. 

Satu Pelaku Kasus Pengeroyokan terhadap TNI Mengaku Mabuk

"Dan data informasi perdagangan tersebut benar adanya dan diamankan SM di rumahnya, kami menemukan enam ekor hewan yang dilindungi di dalam kandang dan kardus yang tidak layak, dengan kondisi kurang sehat. Semua masih kecil-kecil. Untuk Owa Jawa ini ditaruh disebuah kardus dan ada boneka. Selain enam hewan yang dilindungi ini kami mengamankan barang bukti kadang," ujarnya.

Pelaku perdagangan satwa langka di Bogor, jaw Barat

Photo :
  • Muhammad AR (Bogor)

Lanjut Redhoi, pelaku SM sendiri mendapatkan satwa langka tersebut dengan cara membeli dari para pemburu liar dan petani yang mendapatkannya di hutan dengan harga murah. Kemudian, SM menjualnya melalui media sosial yang dengan menitipkan melalui jasa travel atau bus ekspedisi ke lokasi pembeli. Kemudian Para pembeli mentransfer kepada pelaku SM. 

"Pelaku menjual dengan harga hingga 3 juta rupiah seperti Elang Jawa, pelaku sudah menjual beli Satwa langka sudah hampir satu tahun. Sebelum ditangkap pelaku sudah berhasil menjual 8 ekor yang dilindungi termasuk, jenisnya sama yang seperti kita amankan," ungkapnya. 

Atas perbuatannya, SM dijerat Pasal 40 ayat 2 jucto pasal 21 ayat 2 Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya hayati serta ekosistemnya. Di mana setiap orang dilarang menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.

"SM diancam paling lama lima tahun penjara dan denda seratus juta rupiah," ungkap Redhoi. 

Redhoi menyampaikan, berdasarkan pengakuan SM, satwa yang didapatkannya berasal dari hutan di wilayah kabupaten Cianjur.  Saat ini Satreskrim Polres Bogor tengah menelusuri alur pelaku mendapatkan satwa dan siapa saja pembelinya.  Sedangkan, untuk Satwa saat ini kepolisian menyerahkan penangannnya oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Jawa Barat. Kepolisian mengimbau agar masyarakat saling mengedukasi dan bertanya kepada pihak berwajib tentang satwa langka. Sehingga dapat menjaga satwa langka demi mewariskan alam bagi masa depan anak cucu. 

Barang bukti perdagangan satwa langka di Bogor, jaw Barat

Photo :
  • Muhammad AR (Bogor)

Perlindungan satwa liar diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.106 Tahun 2018 di mana sebanyak 1.771 jenis burung di dunia diketahui berada di Indonesia, bahkan 562 jenis di antaranya berstatus dilindungi.

"Pemerintah kita membuat undang-undang  dan aturan ini untuk melindungi hewan-hewan langka ini dan jenis-jenis satwa langka, masyarakat perlu mengetahui," imbau Redhoi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya