Bulog Siapkan 2,4 Juta Ton Beras Cadangan Pemerintah

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) di Istana Kepresidenan, Jakarta
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA Nasional – Bulog mendapat tugas untuk menjaga ketersediaan pangan dari pemerintah. Targetnya, mengamankan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,4 juta ton. 

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

Beras sebanyak itu nantinya akan dibeli dari petani, saat musim panen raya yang diprediksi terjadi pada Maret hingga Mei 2023 mendatang.

"Saya dapat perintah dari negara, untuk menyimpan CBP 2023 ini 2,4 juta ton. Dimana, nanti penyerapannya semua dari produksi dalam negeri. Itu kita bisa menyerap 70 persen dari produksi," ujar Dirut Bulog, Budi Waseso, di Polda Banten, Jumat 10 Februari 2023.

Prabowo Percepat Target Swasembada Pangan Jadi 2027, Zulhas Ungkap Strateginya

Pemkot Bandung dan Bulog distribusi beras untuk stabilkan harga.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman (Bandung)

Kemudian, gandum asal petani Indonesia juga akan diserap oleh Bulog, sebagai cadangan makanan nasional. Panen raya gandum diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2023 mendatang.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

"Sisanya yang 30 persen, kita akan serap pada panen gandum, Juli-Agustus, itu yang akan kita lakukan," terangnya.

Buwas optimis target itu terpenuhi jika cuaca baik dan tidak terjadi bencana alam. Maka pemerintah, terutama lembaga yang khusus menangani sektor pangan harus bekerjasama meningkatkan produksi pertanian di Indonesia.

Strategi harga juga harus dilakukan, agar saat panen raya harga tidak murah. Sedangkan saat paceklik, harga tidak terjun bebas.

"Ini tergantung juga pada produksi kita sendiri seperti apa, tergantung juga dengan cuaca alam seperti apa, tergantung juga seperti apa peran pemerintah, dalam hal ini Bulog atau kementerian bagian pangan untuk menanggulangi masalah produksi panen ini," tuturnya.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Purnawirawan Kabareskrim ini berharap Indonesia tidak lagi mengimpor beras, karena lahan pertanian masih luas dan tanah yang subur.

Pria yang pernah menjabat Kepala BNN RI serta Kepala Kwartir Pramuka Nasional ini mengatakan kalau dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Indonesia tidak pernah mengimpor beras. 

Impor beras yang dilakukan sejak Desember 2022 dan berlanjut pada Januari hingga Februari 2023, diharapkan menjadi yang terakhir kalinya.

"Impor 500 ribu ton cukup sampai di situ, tidak perlu lagi ada impor, karena Bulog untuk CBP nya sudah hampir 5 tahun kita tidak impor. Mudah-mudahan ke depan kita bisa swasembada, kedaulatan pangan kita," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya