Refleksi 1 Abad NU, SAS Institute Bicara Pemberdayaan Umat hingga Laku Setiap Pemilu

Direktur Eksekutif SAS Institute Dr. H. Sa'dullah Affandy.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Tanah Air sudah memperingati hari lahir 1 abad yang digelar di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa, 7 Februari 2023. Said Aqil Siroj (SAS) Institute menyampaikan sudut pandangnya terkait refleksi 1 abad NU.

Pra MLB NU Usulkan Daftar Calon Ketum PBNU, Tak Ada Nama Gus Yahya

Direktur Eksekutif SAS Institute Sa'dullah Affandy menjelaskan sudut pandangnya terkait keberhasilan NU serta tantangannya.

"Usia satu abad juga mau tidak mau membuat kita merefleksikan apa yang telah berhasil diraih NU dan tantangan apa yang ada di abad ke dua mendatang," kata Sa'dullah, dalam keterangannya, Rabu, 8 Februari 2023.

Sibuk Politik, 2024 Jadi Tahun yang Penuh Guncangan bagi Krisdayanti

Dia menilai ada lima aspek keberhasilan yang bisa dilihat secara kasat mata di abad pertama NU. Aspek pertama, NU sebagai organisasi dengan jemaah para pelestari tradisi. 

Sa'dullah bilang, NU mampu mempertahankan sebagai ormas Islam dengan pengikut terbesar di Tanah Air, bahkan di dunia.

Kelompok yang Gulingkan Assad Berambisi Politik Berkedok Agama, Menurut Alumnus Suriah

Presiden Jokowi menghadiri Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo, Jawa Timur

Photo :
  • NU Channel

Pun, yang kedua, dia menyebut sebagai ormas dengan pengikut terbesar, NU bisa memainkan peran dalam dinamika politik Tanah Air. Peran itu mulai dari pra-kemerdekaan, kemerdekaan, hingga pascakemerdekaan.

Bahkan, kata dia, NU juga sebagai organisasi sipil yang ikut berperan mengatasi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut dia, NU paling aktif terlibat dalam menumpas pemberontakan.

"Ketiga, dalam konteks pendidikan, NU dengan pesantren-nya berhasil mengintegrasikan antara pendidikan modern (sekolah formal) dengan tetap mempertahankan identitas pesantren-nya," jelas Sa'dullah.

Dia mengatakan saat ini publik bisa menyaksikan pesantren NU makin berkembang pesat dengan Lembaga Pendidikan formal yang ada di dalamnya.

Lalu, dia mengatakan yang keempat, terkait dimensi kebudayaan, NU jadi garda depan sebagai aktor pelestari kebudayaan lokal.

"Tradisi-tradisi yang oleh kalangan modernis diharamkan, justru dimodifikasi oleh NU jadi sesuatu yang bernuansa Islam dan bermuatan dakwah sebagaimana ajaran para Wali Songo," tuturnya.

Nahdlatul Ulama. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Kemudian, kelima, dia menyebut NU saat ini jadi penyokong utama agenda pemerintah. Dia mencontohkan penyokong yang dimaksud mampu menekan isu radikalisme beragama di Indonesia.

Dia menambahkan NU juga berhasil jadi representasi Islam rahmatan lil alamin bagi dunia luar.

"Tentu tidak dapat meramal masa depan. Namun, berpijak pada masa lalu dan realitas saat ini. Banyak hal yang harus dilakukan oleh NU dalam menyongsong abad kedua," tuturnya.

Tantangan NU

Menurut dia, tantangan pertama yaitu NU masih memiliki banyak kelemahan baik di bidang ekonomi maupun sumber daya manusia terutama soal domain riset dan teknologi.

"Era di mana teknologi digital menjadi primadona, adalah sebuah keniscayaan bagi NU untuk melakukan pemberdayaan umatnya di ranah ini," ujarnya.

Selanjutnya, tantangan kedua, ia mengatakan NU selalu berperan dalam setiap peristiwa politik di Tanah Air. "Namun, secara politik NU kerap ditinggal ketika berbicara sharing kekuasaan," tuturnya.

Kemudian, dia menilai setiap pemilu, suara NU selalu laku di pasaran para calon legislatif maupun kandidat di eksekutif. Tapi, kata dua, setelah itu NU malah ditinggalkan.

"Pengecualian adalah sosok KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berhasil menjadi Presiden RI ke-4," kata dia.

Lalu, tantangan ketiga, pesantren berhasil eksis hingga saat ini. Tapi, masih kental asumsi bahwa pesantren hanya melahirkan ulama yang menguasai kitab kuning dan memimpin tahlil atau ritual keagamaan.

"Ke depan, sesuai dengan tantangan poin pertama dan kedua di atas, pesantren harus mulai memikirkan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan teknologi informasi bagi para santri-nya," tuturnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya