Wanita Pemilik Rental PS Lecehkan 11 Anak Laki-laki hingga Ajak Nonton Film Dewasa

Ilustrasi pelecehan seksual
Sumber :
  • Poverty Action Lab

VIVA Nasional – Seorang wanita berinisial NT (25 tahun) diduga melakuan aksi cabulnya kepada 11 anak di bawah umur di tempat rental PlayStation (PS)  miliknya di Jambi.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Informasi dihimpun VIVA, pencabulan tersebut dilakukan pelaku dengan cara anak-anak dirayu untuk melihat pelaku berhubungan intim dengan suaminya dari celah jendela rumahnya..

Setelah pelaku berhubungan intim dengan suaminya, pelaku menghampiri anak-anaki menyuruh memegang payudaranya. Selain itu, 11 anak-anak disuruh menonton flim porno  juga oleh wanita yang kini dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban.

Dua Fotografer Cabul Berkedok Casting Model Akhirnya Ditangkap, Pelaku Sembunyikan Kamera di Kamar Korban

Ilustrasi pelecehan seksual

Photo :

"Anak saya bersama korban anak lainnya disuruh menonton dewasa dan pelaku juga menyuruh korban mengintip dari luar melalui celah di jendela saat pelaku berhubungan intim dengan suaminya," ujar ayah dari salah satu korban inisial E.

Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek Mulai 23 Desember, Berlaku Senin hingga Jumat

Diketahui juga, kekerasan seksual terjadi berulang kali, sehingga Ayah dari salah satu korban melapor ke Polda Jambi. 

"Jadi, NT diketahui membuka bisnis rental PlayStation dengan memanfaatkan itu, wanita mendekati korban,"jelasnya Sabtu, 4 Februari 2023.

Terpisah, Kasubdit IV Renakta Ditreskrimun Polda Jambi, AKBP Kristian Adi Wibawa mengatakan pihaknya sedang menyelediki kasus tersebut.

"Ya benar ada, para korban sudah datang ke Polda Jambi dan saat laporan masuk langsung diperiksa," terangnya. 

Tidak sampai di situ, Kepala UPTD PPA  Provinsi Jambi Asi Noprini mengatakan, terkait 11 anak laki-laki yang merupakan  korban pencabulan langsung mendampingi korban dan akan memberikan layanan yang ada di UPTD PPA Provinsi Jambi. 

"Kami melakukan pendampingan berbagai aspek, psikologi, sosial, yang kemudian dianalisis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan korban karena kekerasan seksual ini jarang terjadi," tuturnya. 

UPTD PPA Provinsi Jambi saat itu melalukan pendekatan sekaligus observasi. Sebagian korban menunjukkan ketakutan, kecemasan, dan merasa berdosa akibat serangkaian kekerasan seksual itu.

"Ada juga yang mungkin belum. Perlu diketahui penyakit psikologis ini tidak selalu langsung tampak, bisa memakan waktu dan ini kasus unik karena anak laki-laki dicabuli perempuan dan masih proses,"katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya