Pemerintah RI Diminta Waspadai China soal Diplomasi Logam Tanah Jarang

Ilustrasi China lockdown.
Sumber :
  • Daily Sabah

VIVA Nasional - Negara RI dinilai punya sumber daya alam seperti produk ekspor mineral yang bernilai tinggi dan jadi buruan berbagai negara termasuk China. Meski kaya sumber daya alam, RI punya kelemahan karena belum mampu mengoptimalkannya.

Impor Ilegal Dituding Jadi Biang Kerok PHK Ratusan Ribu Buruh Tekstil, Wamenaker Buka Suara

Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Pelajar Islam Indonesia (DPP PII) mengingatkan pemerintah RI agar mewaspadai maksud dan tujuan China. Hal itu karena menangkap sinyal ada keinginan China memborong seluruh logam tanah jarang di Tanah Air.

Wakil Bendahara Umum DPP PII, Furqan Raka merasa aneg dengan keinginan China memborong logam tanah jarang di Indonesia. Dia mengatakan demikian karena China dikenal sebagai hasil kekayaan alam berupa tanah jarang yang melimpah.

Film Indonesia Mencuri Perhatian di Hainan Island International Film Festival di China

“Aneh kan, mereka (China) menghasilkan 61 persen logam tanah jarang domestik, setara 168.000 ton pada tahun 2021. Lah kok mau impor logam tanah jarang Indonesia, ada apa?" kata Furqan, dalam keterangannya, Kamis, 26 Januari 2023.

Furqan menyampaikan perkiraannya bahwa China memiliki 44 juta ton cadangan logam tanah jarang. Dia membandingkan negara lain di dunia seperti Vietnam, Brasil dan India yang hanya memiliki setengah dari cadangan logam tanah jarang China. 

China Tegas Desak Israel Stop Ekspansi di Dataran Tinggi Golan Milik Suriah

Bahkan, kata dia, Amerika Serikat hanya punya 1,8 juta ton yang hasil tahunannya seperempat dari produksi China.

Dia menekankan, tak ada tempat di Amerika Serikat untuk mengolah logam tanah jarang, Namun, China memiliki 92 persen dari kapasitas konversi. Lalu. Jepang hanya 6 persen. 

Menurut Furqan, logam tanah jarang punya manfaat jadi bahan baku berbagai peralatan yang membutuhkan teknologi modern. Contohnya, kata dia, jadi bahan baku untuk baterai, telepon seluler, komputer, hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 

Selain itu, ia bilang unsur dari logam tanah jarang juga digunakan sebagai bahan baku industri pertahanan hingga kendaraan listrik.

“Perlu di catat, selain untuk alat atau barang serta komponen elektronik, unsur logam tanah jarang ini juga sangat penting bagi militer karena juga digunakan pada jet tempur, kapal selam, kacamata night vision, senjata api," jelas Furqan.

Ilustrasi kebijakan satu anak China

Photo :

Dia menyoroti itu karena China punya sumber mineral logam tanah jarang. Kemudian, negeri Tirai Bambu itu juga memiliki bahan jadi dari pengolahannnya.

"China beberapa kali menjadikan logam tanah jarang sebagai alat diplomasi untuk kepentingan Beijing," sebut Furqan.

Dia mencontohkan manuver diplomasi China saat menahan ekspor logam tanah jarang ke Jepang pada 2010. China saat itu punya syarat agar Jepang membebaskan kapten kapal pukat harimau yang ditangkap karena berani mencuri ikan di wilayah Jepang.

Lalu, dia menyinggung Beijing yang pernah mengamcam akan membatasi ekspor beberapa produk terkait bahan logam tanah jarang ke Amerika Serikat pada 2019. Ia menduga manuver diplomasi China itu diduga kuat sebagai pembalasan atas tekanan pemerintahan Donald Trump terhadap konglomerat telekomunikasi Huawei.

“Melihat tabiat buruk China, bukan tidak mungkin Indonesia akan diperlakukan sama seperti Jepang dan Amerika Serikat, dan bisa jadi membuat negara-negara dunia memusuhi kita,” tutur Furan.

Isu China mengincar logam tanah jarang dari RI ini terkuak saat rapat dengar pendapat Komisi VII DPR dengan Direktur Utama PT Timah, Achmad Ardianto . 

“Ada perusahaan China yang mengatakan mau membeli semua kalau nggak ada yang mau beli," kata Achmad Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI beberapa waktu lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya