Buron Sejak 2018, Eks Panglima GAM Izril Azhar Ditangkap KPK

Seorang petugas sedang membersihkan logo Gedung KPK di Jakarta (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA Nasional - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menangkap salah satu mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Izril Azhar. Izril sudah lama masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2018 oleh lembaga antirasuah itu. 

Komjen Setyo Budiyanto Terpilih jadi Ketua KPK, Yudi Purnomo: Ada Tugas Berat Memulihkan Kepercayaan Publik

Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri menjelaskan penangkapan Izril berkat kerja sama dengan Polda Aceh.

"Benar, Selasa 24 Januari 2023 dengan bantuan tim dari Polda Nangroe Aceh Darussalam (NAD) tim berhasil menemukan DPO KPK atas nama Izil Azhar," kata Ali Fikri dalam keterangan tertulisnya, Selasa 24 Januari 2023.

DPR Telah Pilih Lima Dewas KPK Periode 2024-2029, Tumpak Hatorangan: Mudah-mudahan Lebih Baik

Pun, Ali mengapresiasi kerja sama antara KPK dengan jajaran Polda Aceh tersebut. Ali menyebut Izril Azhar masuk dalam DPO sejak 30 November 2018. Izril ditangkap di sekitar Banda Aceh.

Jadi Ketua KPK, Komjen Setyo Budiyanto Bakal Segera Lakukan Ini

Dia bilang, KPK dan Polda Aceh sudah melakukan koordinasi sejak Desember 2022.

"DPO sejak 30 November 2018 dimaksud ditemukan dan diamankan di sekitar Banda Aceh. Sebelumnya koordinasi antara tim KPK dan Polda NAD sudah dilakukan sejak Desember 2022. KPK apresiasi jajaran Polda NAD yang telah membantu KPK dalam pencarian dan penangkapan DPO KPK dimaksud," jelas Ali.

Plt Jubir KPK Ali Fikri

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sebagai informasi, Izril ditetapkan sebagai tersangka bersama Irwandi Yusuf, karena diduga menerima gratifikasi terkait jabatan Irwandi Yusuf sebesar Rp32 miliar dalam pembangunan proyek Dermaga Sabang. 

Status Irwandi sudah jalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Irwandi didakwa terima suap sekitar Rp1,05 miliar terkait dana otonomi khusus Aceh (DOKA) tahun 2018. 

Selain itu, Irwandi juga didakwa terima gratifikasi sebesar Rp32 miliar terkait jabatannya sebagai gubernur.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya