Ternyata Ini yang Buat Jaksa Sebut Brigadir J Selingkuh dengan Putri Candrawathi

Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Fadil Zumhana
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung, Fadil Zumhana sempat panggil jaksa penuntut umum (JPU), yang menyebut terdakwa Kuat Maruf mengetahui adanya perselingkuhan antara Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Putri Candrawathi.

Kejagung Klaim Punya 4 Alat Bukti untuk Tetapkan Tom Lembong Tersangka Korupsi Impor Gula

“Saat saya dengar itu, saya panggil jaksanya. Darimana kau dapat itu? Ini dari ahli poligraf Pak,” kata Fadil di kantornya pada Kamis, 19 Januari 2023.

Disebut jadi Bukti Baru di PK, Jaksa Putar Rekaman Video Wawancara Ayah Mirna

Jadi, Fadil mengatakan jaksa penuntut umum tidak mendakwakan perselingkuhan tapi mendakwakan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Namun, kata dia, ada bumbu dari poligraf tingkat kebohongan.

“Jaksa itu boleh memasukkan dalam salah satu alinea tuntutannya, enggak apa-apa. Tapi bukan kami mendakwa selingkuh, kami tetap mendakwa PC itu pembunuhan berencana. Ada bumbu-bumbu dari poligraf itu yang namanya ada keterangan ahli, ya kita hargailah,” ujarnya.

Jessica Wongso Walk Out di Sidang PK karena Jaksa Bawa Ahli: Ini Panggung Kami

Putri Candrawathi dituntut 8 tahun penjara

Photo :
  • VIVA/Zendy Pradana

Akan tetapi, kata dia, jaksa sama sekali tidak ada kewajiban membuktikan perselingkuhan. Sebab, ia sudah menyampaikan sejak awal bahwa tidak perlu mengungkap motif dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Terpenting, lanjut Fadil, jaksa bisa memenuhi unsur-unsur perbuatan pidana.

“Tidak ada kewajiban membuktikan perselingkuhan, tidak ada. Saya sejak awal kan bilang dulu, apa motifnya pak? Bagi saya enggak perlu motif, yang penting unsur terpenuhi. Karena saya nggak mau bicara motif, dalam itu,” jelas dia.

Momen Brigadir J akrab dengan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Photo :
  • Istimewa

Menurut dia, motif pembunuhan terhadap Brigadir J oleh Ferdy Sambo itu hanya dalam pikiran. Tentu, jaksa menghadirkan bukan soal perselingkuhan tapi pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

“Motif itu hanya dia dan Tuhan yang tahu. Tapi fakta yang dihadiri jaksa bukan masalah perselingkuhan, masalah pembunuhan berencana. Ada poligraf bicara gitu, kita hargai pembicara poligraf itu. Fakta persidangan harus dicatat lah,” jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) pastikan bahwa Kuat Maruf mengetahui adanya perselingkuhan antara Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Putri Candrawathi yang berlangsung di Magelang, Jawa Tengah pada 7 Juli 2022.

Keterangan tersebut terungkap dalam bagian fakta hukum yang dibacakan JPU dalam pertimbangan draft tuntutan terdakwa Kuat Maruf saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin 16 Januari 2023.

"Bahwa benar pada hari kamis 7 juli 2022, sekitar sore hari di rumah Ferdy Sambo di Magelang terjadi perselingkuhan korban Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan Saksi Putri Candrawathi," kata jaksa saat bacakan tuntutan.

Adapun keterangan tersebut diyakini oleh jaksa melalui sebuah keterangan dari Putri pada nomor 210 dipadukan dengan keterangan terdakwa Kuat nomor 124, 125, dan 130. Lalu, keterangan Ahli Polygraph Polri bidang Komputer Forensik, Aji Febriyanto sebagaimana sesuai BAP-nya.

"Bahwa benar korban Nofriansyah Yosua Hutabarat keluar dari kamar saksi Putri Candrawathi di lantai dua rumah Magelang, dan diketahui oleh terdakwa Kuat Maruf. Sehingga terjadi keributan antara Kuat Maruf dan korban Nofriansyah Yosua Hutabarat mengakibatkan terdakwa mengejar korban dengan gunakan pisau dapur," beber jaksa.

Kemudian, dalam keterangan jaksa mengenai keributan yang terjadi di rumah Magelang, disimpulkan bahwa sebagaimana kesaksian dari terdakwa Kuat, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR dan Putri Candrawathi.

"Bahwa benar, saksi Putri Candrawathi menelepon Richard Eliezer yang ada di sekitar Masjid Alun-Alun Magelang. Agar saksi Richard Eliezer dan saksi Ricky Rizal kembali ke rumah Magelang, karena mengetahui adanya keributan antara korban Nofriansyah Yosua Hutabarat dan terdakwa Kuat Maruf," ucap JPU.

Walhasil, jaksa pun dalam pertimbangannya terkait kejadian pada 7 Juli 2022 atau dihari keributan antara Kuat dengan Brigadir J meyakini adanya perselingkuhan. Karena adanya inisiatif Putri untuk bicara dengan Brigadir J usai pelecehan.

Kemudian, tidak ada terdakwa Ferdy Sambo meminta visum padahal telah berpengalaman puluhan tahun sebagai penyidik dan tindakan sambo yang membiarkan Putri dan Brigadir J. Dalam rombongan dan satu mobil yang sama untuk isoman di Duren Tiga.

"Keterangan Kuat Maruf terkait duri dalam rumah tangga sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi pelecehan pada 7 juli 2022 di Magelang melainkan perselingkuhan antara saksi Putri Candrawathi dan korban Nofriansyah Yosua Hutabarat," tutur jaksa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya