Arif Rachman Ngaku Kasihan saat Putri Candrawathi-Ferdy Sambo Nangis Cerita Pelecehan

Arif Rachman Arifin terdakwa kasus obstruction of justice kematian Brigadir J
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Mantan Wakaden B Paminal, Arif Rachman Arifin mengatakan bahwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kompak menceritakan skenario licik tembak menembak yang menyebabkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas di rumah dinas Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Sebelum Meninggal Dunia, Liam Payne Dituntut Mantan Tunangannya

Arif menjelaskan hal tersebut didapatinya ketika Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diperiksa olehnya di Polres Metro Jakarta Selatan pada 10 Juli 2022.

Hal itu Arif ungkap ketika diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang obstruction of justice atau perintangan pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Jumat 13 Januari 2023.

Sejam Sebelum Meninggal, Liam Payne Ungkap Hal Ini

Mantan Wakaden B Ropaminal Divpropam AKBP Arif Rachman Arifin

Photo :
  • VIVA/Zendy Pradana

Mulanya, ketua majelis hakim, Ahmad Suhel mengonfirmasi perbedaan keterangan Arif Rachman dengan Ferdy Sambo. Sebab, berdasarkan keterangan Sambo, selama pemeriksaan oleh Paminal, dialah yang menceritakan semua skenarionya.

Kondisi Kesehatan Liam Payne Sebelum Meninggal, Sakit Ginjal dan Sering Dirawat di RS

Namun, keterangan Arif dalam persidangan hari ini yakni Putri Candrawathi turut menuturkan cerita skenario Sambo di Duren Tiga.

“PC tidak bercerita, semua yang cerita Ferdy Sambo. Dia (PC) cuma bisa menangis-menangis saja, betul begitu?” tanya Hakim.

“Kalau keterangan saya, yang cerita Putri dan FS,” kata Arif.

Arif Rachman Arifin terdakwa kasus obstruction of justice kematian Brigadir J

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

“Dua-duanya?” kata hakim

“Dua-duanya,” ucap Arif.

“Saudara yang mencatat?” ucap hakim

“Catat Yang Mulia,” kata Arif. 

“Inikan sudah rangkaian peristiwa seperti itu, maka yang saya tanyakan ke saudara ada kejanggalan gak itu?” tanya Hakim. 

“Mohon izin, untuk peristiwa yang di mana Yang Mulia?” tanya Arif.

“Semua tadi mulai dari rangkaian awal ke RS Keramat Jati, ke atas ditegur, pada malam itu dilakukan pemeriksaan. Maka saya tanya, yang cerita gamblang itu PC atau FS?” tanya Hakim.

Sidang AKBP Arif Rachman

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selanjutnya momen inilah, Arif memastikan bahwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang menceritakan skenario polisi tembak polisi di Duren Tiga. 

“Awal mula bu PC mau cerita peristiwa Magelang, tapi pak FS ‘udah, udah mah cerita aja yang sampai ke Duren Tiga’, akhirnya bu PC cerita dia nyampai di rumah, masuk rumah, masuk kamar kemudian bu PC ganti baju, mandi dulu kalau gak salah baru ganti baju, terus katanya datang Yosua,” ujar Arif.

“Oke gak usah detaillah itu, kemudian apa yang diceritakan Ferdy Sambo?” tanya Hakim.

“Ketika cerita ‘saya dipegang’ itu nangis yang mulia gak bisa ngomong itu ditambahkan keterangannya oleh Ferdy Sambo,” papar Arif.

“Apa yang ditambahkan Sambo?”

“Iya itu Yosua keluar dari kamar baru terjadi tembak-tembakan,” ujarnya.

“Sampai di situ saudara tidak ada kecurigaan sama sekali?” tanya Hakim.

“Gak ada yang mulia, terus terang yang mulia, saya ngeliat kondisi saat itu, beliau berdua kan pimpinan saya, saya juga kasihan melihat kondisinya saat itu, karena saya gak pernah melihat bu PC dan pak FS nangis-nangis seperti itu, jadi saya juga ikut terharu yang mulia, bahkan mikir kok tega ada yang berbuat begini sama istri pimpinan saat itu,” ujar Arif.

Arif mengatakan, baru sadar keterangan Sambo dan Putri merupakan skenario ketika ia menyaksikan rekaman CCTV yang memperlihatkan Brigadir J masih hidup ketika Sambo datang.  

“Kemudian menjadi percaya atau sebut wah gak bener nih, itu kapan?”

“Menonton (CCTV) itu yang mulia,” kata Arif.

“Dan itu detil saudara beri tahu ke Hendra Kurniawan?”

“Detil yang mulia,” pungkas Arif.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya