Kapal 'Hantu' Terdampar di Pantai Garut Selatan, Warga Dilarang Mendekat
- VIVA/Diky
VIVA Nasional – Kapal tanpa identitas dilaporkan terdampar di Pantai Ranca Buaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut Jawa Barat, Senin 9 Januari 2023. Petugas belum bisa mendekati kapal terdampar akibat gelombang tinggi di perairan Garut Selatan.
Kasat Pol Airud Polres Garut, AKP Anang Sonjaya mengatakan bahwa gelombang tinggi di perairan Ranca Buaya mengakibatkan petugas belum bisa menjangkau kapal yang terus terombang-ambing.
"Jadi kami belum bisa mengidentifikasi kapal, karena sejauh ini kapal tak menggunakan bendera," ujarnya, Senin 9 Januari 2023.
Diketahui, kapal tanpa identitas teridentifikasi terdampar di Pantai Cilaki, Kabupaten Cianjur pada Minggu 8 Januari 2023, diduga terseret gelombang tinggi, kapal terus bergeser ke Wilayah Kabupaten Garut.
"Jadi kapal itu terseret dari Cilaki Cianjur ke arah Garut," ujar Anang.
AKP Anang mengimbau masyarakat untuk tidak menyentuh kapal, untuk menjaga-jaga hal yang tidak diinginkan. Sejauh ini belum ada pihak yang bertanggungjawab atas kapal tersebut. "Jika kondisi gelombang sudah mereda, kami akan segera melakukan identifikasi," ungkapnya
Waspada Gelombang Tinggi
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa wilayah perairan Indonesia.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, gelombang tinggi itu berpotensi terjadi pada 9-10 Januari 2023 dipicu pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue -Kep. Mentawai, perairan Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh-Kep. Mentawai, Selat Sumba, perairan P. Sawu-Rote, Laut Sawu, perairan selatan Flores, Laut Timor, Laut Natuna Utara, perairan Kep. Anambas-Kep. Natuna, Laut Sulawesi, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Laut Maluku, perairan utara dan barat Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua, Laut Arafuru.
Kemudian gelombang lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Enggano-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-P. Sumbawa, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTB, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
BMKG mengingatkan, kondisi itu perlu memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m).
Selain itu, kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).