Mahfud: Rizal Ramli sering Debat di TV, Habis Ngomong Terus Pulang
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD merasa tidak perlu berdebat dengan ekonom sekaligus politikus senior Rizal Ramli.
Ia mengatakan perdebatan dengan RR sudah beberapa kali terjadi dan hal biasa. Beberapa kali ada di salah statisun televisi swasta. Bahkan, ia mengaku masih sering minum kopi bareng.
"Enggak, untuk apa Rizal sudah inilah, kan sudah terbuka cuma ditulis ya kan. Kan sudah Anda sering lihat Rizal berdebat dengan TV, setelah dia ngomong dia pulang duluan, kan selalu begitu," kata dia kepada wartawan, Minggu 8 Januari 2023.
Terkait perdebatan terakhirnya, Mahfud merasa RR sudah diluar konteks berdebat. Sebab, RR sudah menyerangnya secara personal. Mahfud minta RR kalau mau berargumen harus intelektual. Rizal disebut harus punya sumbernya.
"Ketika Rizal bilang Mahfud MD itu intelektualnya merosot dan menjadi penjilat itu kan enggak ada hubungannya dengan yang kita diskusikan," katanya.
Sebelumnya, dalam utasan cuitannya di Twitter, Mahfud menyampaikan kekesalannya ke Rizal Ramli. Dia menyebut Rizal yang makin ngawur dan bodoh.
Dia menantang Rizal untuk menunjukkan pernyataannya bahwa setiap orang yang masuk kekuasaan akan jadi iblis. Mahfud merasa tak pernah bicara demikian.
"Ternyata Rizal Ramli ini makin ngawur dan bodoh. Tunjukkan, kapan saya bilang bahwa setiap orang yang masuk kekuasaan menjadi iblis. Gobloklah pernyataan tersebut. Kapan dan dimana saya bilang begitu?. Ayo. Saya bilangnya bukan begitu lah tapi begini," kata Mahfud dalama akun Twitternya yang dikutip pada Kamis, 5 Januari 2023.
Mahfud pun meluruskan dengan beri penjelasan versinya. Dia mengaku pernah berbicara mengenai soal sistem Pilkada yang menimbulkan dorongan kepala daerah untuk korupsi. Momen itu saat dirinya masih menjabat sebagai Ketua MK pada 2012.
Namun, saat itu, dia menyampaikan sistem yang harus diubah dalam pilkada. Dia mengatakan tak pernah menyebut kekuasaan dalam pernyataannya.
"Waktu itu yang saya bilang, Jika sistem pilkada tidak diubah maka 'malaikat pun kalau masuk ke dalam sistem bisa jadi iblis'. Waktu itu (2012) sebagai Ketua MK saya sampaikan itu sebagai usul agar sistem pilkada diubah, sebab sistem yang ada mendorong kepala daerah korupsi sehingga banyak yang masuk penjara," kata Mahfud.