Cara Polri Pertahankan Kepercayaan Publik
- Polri
VIVA Nasional – Mabes Polri akan meningkatkan pengawasan terhadap anggotanya di semua tingkat atau level. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga kestabilan atas kepercayaan terhadap Korps Bhayangkara yang berangsur meningkat.
Peningkatan kepercayaan ini kembali diperoleh Polri yang telah berhasil menyelesaikan sejumlah kasus besar di tahun 2022 lalu, seperti pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dilakukan eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo dan tragedi Kanjuruhan.
"Pengawasan terus ditingkatkan dari semua level," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi wartawan, Kamis, 5 Januari 2023.
Kata Dedi, pihaknya berupaya menekan agar tidak ada lagi anggota yang bermasalah. Pun, jika anggota bermasalah, akan diberikan tindakan secara tegas. Sementara, pihaknya juga akan menyiapkan reward bagi anggota yang berprestasi.
Dedi melanjutkan, segala macam arahan telah diberikan kepada anggota agar tidak melakukan pelanggaran baik etik maupun pidana. Selain itu, regulasi juga sudah banyak dikeluarkan.
"Tindak tegas apabila anggota terbukti bersalah dan berikan reward kepada anggota-anggota yang berprestasi. Kalau arahan-arahan sudah banyak sekali, termasuk regulasinya juga sudah banyak," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Survei Indikator Politik Indonesia melaporkan temuan terbaru yang salah satunya terkait tingkat kepercayaan terhadap lembaga. Dalam tren kepercayaan itu versi Indikator, Polri mulai naik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan kepercayaan publik terhadap Polri sempat turun drastis sejak pertengahan 2022. Menurut dia, hal itu karena mencuatnya kasus pembunuhan Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh eks Kadiv Propam Ferdy Sambo. Lalu, ada juga tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Temuan survei Indikator periode 1-6 Desember 2022, tren kepercayaan terhadap Polri mencapai 66,5 persen. Angka itu membaik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Trust atau approve rating seperti iman; kadang naik, kadang turun. Trust terhadap polisi itu pernah paling tinggi di bulan November 2021, 80 persen masyarakat trust terhadap polisi," kata Burhanuddin, dalam paparannya secara daring, Rabu, 4 Januari 20243.
Dia mengatakan kasus Sambo sempat membuat Polri tergerus tingkat kepercayaan publiknya. Tapi, sekarang tren kepercayaan itu perlahan mulai naik.
"Peristiwa Sambo membuat polisi terjerembab tingkat keyakinan kepercayaan publiknya. Tetapi, mulai naik dari dari saat itu 54 persen, sekarang sudah sekitar 66 persen," jelas Burhanudin.
Dari data survei, kasus Sambo membuat kepercayaan publik terhadap Polri periode Agustus 2022 turun jadi 54,4 persen. Padahal, Polri sempat di 62,6 persen pada Juni 2022. Tapi, kembali merosot jadi 60,5 persen pada November 2022 karena efek tragedi Kanjuruhan.
Pun, Burhanuddin menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat kepercayaan publik terhadap Polri mulai membaik. Dia mengatakan hal itu karena peran anggota lembaga penegak hukum itu dalam membantu penanganan korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.
"Hampir semua warga nasional tahu tentang bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, 91.6 persen. Di antara yang mengetahui, warga positif menilai kinerja Kepolisian dalam membantu korban bencana tersebut," tuturnya.