Fakta-fakta Cucu Raja Digebuki dan Ditodong Pistol di Keraton Surakarta

Keraton Solo.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA Nasional – Keraton Surakarta memanas. Hal ini lantaran terjadi konflik internal Keraton Kasunanan Surakarta yang terjadi beberapa hari terakhir. Diduga, konflik tersebut berujung keributan pada Jumat malam, 23 Desember 2022.

KPUD Perketat Pendukung Paslon yang Bawa Alat Peraga Kampanye di Debat Terakhir Pilkada Jakarta

Dikabarkan bahwa cucu raja digebuki, dan ditodong pistol di Keraton Surakarta. Berikut telah VIVA rangkum sejumlah fakta-fakta kericuhan yang terjadi di Keraton Surakarta.

Awal mula

Wamendagri Bima Arya Ajak Pemprov Gorontalo Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan Jelang Pilkada Serentak 2024

Salah satu petinggi Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta, KP Eddy Wirabhumi menceritakan, kericuhan berawal ketika sebanyak puluhan orang memaksa masuk ke dalam keraton melalui Kori Kamandanungan dan mengunci pintu tersebut. 

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat malam sekitar pukul 19.00 WIB. Kericuhan tersebut mengakibatkan empat orang harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapat perawatan.

Menteri Nusron Akui 60 Persen Konflik Pertanahan di Tanah Air Libatkan Oknum Kementeriannya

Cucu raja digebukin dan ditodong pistol

Atas insiden yang terjadi menyebabkan beberapa orang mengalami luka. Bahkan, cucu raja digebukin dan ditodong pistol.

“Kemarin itu tiba-tiba, mereka sekitar 50-60 orang itu memaksa menutup (pintu) lagi. Mas Yudis itu cucunya raja digebukin, Gusti Devi digebukin, terus si Suryo Mulyo ditodong pistol. Suryo Mulyo ini cucunya Sinuhun (Paku Buwono XIII Hangabehi) yo do nesu (ya jadi pada marah),” kata dia kepada VIVA, Sabtu, 24 Desember 2022. 

Konflik diduga antara kubu Lembaga Dewan Adat vs Kubu Sinuhun Paku Buwono XIII Hangabehi

Keraton Kasunanan Surakarta.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)

Lebih lanjut, ia pun menyanyangkan terjadinya kericuhan tersebut. Hanya saja ketika disinggung mengenai gerombolan yang memaksa masuk dan mengunci pintu masuk keraton tersebut, Eddy enggan menyebutkannya. 

Diberitakan sebelumnya, bahwa konflik tersebut diduga melibatkan kubu Lembaga Dewan Adat dengan kubu Sinuhun Paku Buwono XIII Hangabehi.

“Saya nggak usah ngomong pihak mana lah, pokoknya gitu aja dah,” kata Eddy Wirabhumi yang juga merupakan suami dari Ketua Dewan Lembaga Adat Keraton Kasunanan Surakarta, Gusti Moeng. 

Tak sepakat jaga keraton

Lorong di Museum Keraton Solo.

Photo :
  • http://indrashare.com

Adanya insiden tersebut, lanjut Eddy, pihak Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta sangat menyayangkannya. Ia mengaku bersama dengan Gusti Moeng telah menyampaikan kepada pihak Sinuhun Paku Buwono XIII Hangabehi untuk menjaga bersama Keraton Kasunanan Surakarta. Keberadaan keraton tersebut harus dilestarikan karena merupakan aset bangsa. 

“Berkali-kali kita sampaikan, juga Gusti Moeng menyampaikan ayo dijaga bareng, ini aset negara, ini aset bangsa, ini milik dinasti kan gitu. Dijaga bareng-bareng. Maune iyo-iyo (awalnya iya-iya) kemarin itu tiba-tiba mau memaksa menutup lagi,” kata dia. 

Polisi buka suara

Sementara itu Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan setelah mendapatkan laporan terjadinya insiden di keraton langsung menerjukan anggota dan mendatangi lokasi untuk memastikan situasi aman. 

“Tadi saya di sini ada keributan antara siapa dengan siapa kita juga belum paham keributannya,” kata dia. 

Terkait insiden tersebut, Iwan mengaku masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan sejumlah barang bukti dan keterangan dari para saksi. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, sejumlah personel polisi berjaga di kawasan keraton.

“Beberapa anggota datang ke sini untuk memastikan bahwa kondisi keraton baik-baik saja. Kami juga masih berupaya melakukan mediasi antara kedua belah pihak,” ucapnya.

Polisi bantah ada aparat yang ikut bentrok

Dikabarkan ada aparat yang terlibat dalam insiden tersebut. Petinggi Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta, KP Eddy Wirabhumi bahkan menyebut ada yang menodongkan senjata dalam kejadian itu.

Polda Jateng melalui Kabid Humas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy membenarkan jika anggota yang berjaga sesuai dengan permintaan pihak keraton.

“Memang ada anggota berjaga di keraton sesuai permintaan keraton. Dan saat ini anggota Polri yang ada di lokasi tersebut sudah di periksa Propam,” kata Iqbal lewat pesang singkat, Minggu 25 Desember 2022.

Tapi ia membantah adanya anggota Polri yang menodongkan senjata pada peristiwa tersebut. 

“Saat kejadian anggota tersebut berusaha melerai pihak yang bertikai. Dan saya tegaskan tidak ada anggota Polri yang menodongkan senjata saat kejadian,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya