Menteri Jokowi yang Paling Sering Digibahin Netizen 2022, Siapa Saja?

Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin saat menggelar rapat kabinet di Istana Negara Jakarta. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA Nasional – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yaitu Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD merupakan dua menteri di kabinet Jokowi-Maruf Amin yang paling populer di media sosial (medsos) sepanjang tahun 2022. 

Dicari Netizen, Oscar Si Peci Merah Siap Tepati Janji Ngesot ke Madura Usai Timnas Indonesia Bekuk Arab Saudi

Menurut data riset Continuum Institute for Development of Economis and Finance (INDEF), dua menteri senior itu paling banyak diperbincangkan oleh masyarakat di media sosial selama tahun 2022.  

Peneliti di Continuum INDEF Wahyu Tri Utomo mengatakan dari hasil riset tersebut, perbincangan mengenai ketokohan dua menteri koordinator itu ternyata lebih mendominasi daripada kementerian yang dipimpinnya. 

Survei Populi Center: Raih 57,8 Persen, Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin Ungguli Andika-Hendar

"Lebih dari 90 persen perbincangan terkait Kemenko Polhukam dan Marvest didominasi oleh ketokohan Mahfud MD dan Luhut Pandjaitan," kata Wahyu dalam paparannya secara daring yang ditayangkan Jumat, 23 Desember 2022. 

Luhut dan Jokowi (VIVA)

Photo :
  • vstory
Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian di Timur Tengah

Selain Luhut dan Mahfud MD, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menempati urutan selanjutnya menjadi menteri yang paling banyak diperbincangkan oleh masyarakat di media sosial sepanjang tahun 2022. Sebanyak 87 persen masyarakat memperbincangkan Erick Thohir.

Kemudian, sebanyak 81 persen masyarakat memperbincangkan Menteri Pertahanan, yaitu Prabowo Subianto. Tak hanya itu, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) yaitu Yasonna Laoly juga memperoleh persentase yang sama dengan Prabowo.

"Kemudian sebanyak 75 persen masyarakat memperbincangkan Menteri Agama yaitu Yaqut Cholil Qoumas. Setelah itu, 60 persen masyarakat banyak membicarakan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian," ucap Wahyu.

Lalu, sebanyak 56 persen masyarakat banyak membicarakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani di media sosial sepanjang tahun 2022. Kemudian, Menteri Kesehatan, yaitu Budi Gunadi Sadikin masuk dalam nominasi menteri populer dengan 47 persen perbincangan masyarakat di media sosial.

Setelah itu, Menteri Kominfo juga masuk dalam menteri populer dengan 29 persen perbincangan masyarakat di media sosial. Posisi terakhir diduduki oleh Menteri Perdagangan, yaitu Zulkifli Hasan dengan 23 persen perbincangan masyarakat di media sosial.

Jokowi dan Menteri di Kabinet Indonesia Maju

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jomplang

Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto menilai kepopuleran tokoh menteri dibanding kementerian yang mereka pimpin mereflesikan kepemimpinan sentralistik pada figur tertentu bukan pada bangunan sistem.  

Hal itu merujuk profil para menteri Jokowi yang lebih populer ketimbang kementerian yang mereka pimpin. Bahkan, popularitas menteri seperti Luhut Pandjaitan dan Mahfud MD mendomnasi dengan 90 persen dibanding kementerian yang mereka pimpin.  

"Tentu ini sangat jomplang, mestinya seimbang antara menteri dan kementeriannya," kata Wijayanto

Walau demikian, menurut Wijayanto jika dilihat dari sisi positifnya nama-nama menteri yang lebih populer dari kementerian dianggap konsisten dan punya prestasi lebih baik, sehingga namanya lebih dikenal publik ketimbang kementeriannya. 

"Kalau dari sisi sebaliknya para menteri (populer) boleh lah mereka kemejanya sesak, karena ternyata mereka populer, prospeknya bagus," ungkapnya

Namun, jika bicara masa depan demokrasi dan ekonomi, belajar dari negara-negara maju, maka siapa pun menteri atau pejabatnya lembaga tersebut akan konsisten prestasinya, baik dalam pembangunan demokrasi maupun ekonominya.

"Jadi mereka tidak mengandalkan pada tokoh," ujar Wijayanto. "Hal itu (ketergantungan pada tokoh) merefleksikan bangunan sistem yang belum terbentuk,"  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya