LaNyalla: Indonesia Butuh SDM Unggul Beriodelogi Pancasila
- Dokumentasi DPD RI
VIVA Nasional – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan kompetensi sumber daya manusia (SDM) harus ditingkatkan agar berkualitas dan mumpuni mengingat perkembangan global. Menurut dia, perlu kekhususan yang harus diperhatikan dengan seksama peningkatan kualitas SDM di Indonesia.
"Kompetisi global memang memaksa kompetensi SDM di pasar tenaga kerja menjadi syarat utama. Namun, kita butuh SDM yang unggul berhati Indonesia, berideologi Pancasila," kata LaNyalla melalui keterangannya saat acaa KADIN Institute Jawa Timur pada Kamis, 22 Desember 2022.
Untuk itu, Senator asal Jawa Timur ini mengapresiasi upaya KADIN Institute yang konsisten terus melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Sehingga, kata dia, SDM unggul sejalan dengan tujuan menciptakan Indonesia Unggul.
"Sebab, SDM suatu bangsa adalah wajah bangsa itu sendiri. Karena itu, ide besar atau muara dari program seperti ini harus menjadi satu goal yaitu Indonesia Kompeten," ujarnya.
Ia menjelaskan karakteristik SDM unggul itu memiliki dua ciri utama, yaitu SDM harus kompetitif dalam karakter seperti pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif dan entrepreneurship. Kedua, SDM harus kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan menguasai the emerging skills, yang mampu mengisi the emerging jobs dan inovatif serta mampu membangun the emerging business.
"Kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat kita bisa melompat dan mendahului bangsa lain. Kita butuh terobosan-terobosan jalan pintas yang cerdik, mudah, dan cepat. Kita butuh SDM unggul yang toleran, berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi," jelas dia.
LaNyalla selaku Ketua Dewan Pembina KADIN Jawa Timur menyebut penting kiranya memiliki role model untuk memperkuat kompetensi SDM sekaligus memperkuat karakter dan jati diri bangsa. Karena, disitulah keunggulannya yakni mampu mencetak generasi unggul berlandaskan nilai-nilai Pancasila yang luhur.
“Jika dibutuhkan inovasi-inovasi untuk membalik ketidakmungkinan menjadi peluang, yang membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan, yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan dan yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan,” pungkasnya.