Bocah SD Bakar Bus Berlogo PDIP Gara-gara Dianggap Angker
- VIVA/Nur Faishal
VIVA Nasional – Publik dihebohkan dengan aksi konyol dua bocah SD yang membakar bus berlogo PDIP di lahan kosong di Jalan Ketapang, Kelurahan Tlumpu, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jawa Timur. Diduga, kedua bocah itu nekat membakar bus milik Kawula Alit itu karena dianggap angker.
Peristiwa pembakaran bus tersebut terjadi pada Selasa, 20 Desember 2022. Pelakunya adalah S (8 tahun) dan R (8). Kepala Kepolisian Resor Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Polisi Argowiyono menjelaskan, bus berlogo PDIP itu sudah setahun terakhir terparkir di lahan kosong milik AW alias SK di Jalan Ketapang, Kelurahan Tlumpu. Kondisi bus sudah rusak.
“Awalnya, bus dititipkan di garasi milik AW di Jl Widuri sekitar lima tahun lebih. Karena memakan tempat di garasi oleh AW Bus dipindahkan ke lahan kosong miliknya di Jl Ketapang Kelurahan Tlumpu," kata Argowiyono dikutip VIVA pada Kamis, 22 Desember 2022.
Cerita pembakaran bermula ketika S membeli korek api untuk dibuat mainan bersama R. Keduanya memang biasa main di lahan kosong yang di sana terparkir bus mangkrak milik paguyuban Kawula Alit.
Nah, saat bermain itulah kedua bocah itu beranggapan bus yang terparkir lama itu menimbulkan kesan angker. Hingga kemudian keduanya memutuskan membakar bus tersebut. S dan R lantas memasukkan sampah kering ke lampu kaca bagian belakang bus yang pecah, kemudian membakar.
Begitu api membesar, bukannya girang, S dan R malah panik. Keduanya lantas pulang dan menceritakan itu kepada orang tua. "Pada pukul 18.00 WIB, orang tua S (anak yang diduga membakar bus), A dan N datang ke rumah AW. Mereka memberikan informasi bahwa anaknya yang bernama S bersama temannya R telah membakar bus yang terparkir di lahan kosong milik AW," terang Argowiyono.
Saat mendapat informasi bus terbakar, AW kemudian menghubungi karyawannya untuk mengecek ke lokasi. Setelah dicek, kondisi bus sudah dalam keadaan terbakar seluruhnya di lokasi. Selanjutnya karyawan AW berusaha memadamkan api yang membakar bus.
Argowiyono mengaku berusaha memediasi persoalan itu. "Kami masih melakukan mediasi antara perwakilan Paguyuban Kawula Alit, pemilik bus dengan keluarga anak yang diduga pembakar bus," katanya.