Puslitbang Bimas Agama Kemenag Buat Buku Moderasi Beragama 4 Bahasa, Ini Harapannya

Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing
Sumber :

VIVA Nasional – Buku Moderasi Beragama dalam bahasa asing, diluncurkan oleh Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama (Kemenag) RI. Empat bahasa tersebut adalah Jerman, Prancis, Belanda, dan Jepang.

Sosok Anak Bos Toko Roti yang Tega Aniaya Karyawati, Sering Unggah Nasihat Tentang Agama

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof Suyitno, mengatakan, sosialisasi moderasi beragama harus dilakukan. Tidak hanya lewat buku ini, tetapi juga media sosial.

Mengingat media sosial juga paling massif digunakan oleh publik dalam berinteraksi. Sehingga menurutnya, bisa digunakan untuk hal positif.

Aisar Khaled dengan Fuji Semakin Dekat, Warganet Ramai Senggol Thoriq Halilintar

“Hampir tidak ada satu pun bidang hari ini yang promote-nya tidak menggunakan media sosial. Hampir semua bidang, mulai yang positif sampai yang negatif,” kata Suyitno, dalam keterangannya, dikutip Senin 19 Desember 2022.

Juga digelar Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing di Pelataran Candi Sewu, Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu kemarin. 

Kemenag Mulai Seleksi Maskapai untuk Transportasi Udara Jemaah Haji 2025

Diakuinya, media sosial seperti mata pisau. Bisa berdampak positif jika digunakan untuk hal yang baik. Bisa juga negatif, bahkan digunakan oleh sekelompok pihak untuk kepentingan negatif.

“Karena tugas kita dan Kementerian Agama sangat konsen di bidang ini, kita harus sudah saatnya melakukan counter issue, promote, dengan berbagai cara. Baik dalam bentuk artikel, komik, cerita, buku, apapun produk itu. Sudah saatnya kita hadirkan ke media sosial yang jumlah penduduk media sosial jauh lebih responsif, lebih kritis, dibanding penduduk dunia nyata,” paparnya.

Untuk itu, dia meminta agar Kemenag terus bisa hadir di ruang-ruang media sosial. Untuk bisa mengimbangi hal-hal negatif yang disebarkan pihak lain.

“Mari kita semua memiliki komitmen yang sama, tiada pilihan lain kecuali meng-counter issue-issue yang berseliweran di dunia maya, baik sengaja atau tidak kita menemukan konten yang negative,” serunya. 

“Sebelum itu terlambat, maka kita haru berkomitmen bersama, supaya hal itu tidak terjadi di Indonesia yang kita cintai,” tegas Suyitno.

Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag RI, H.M Arfi Hatim menjelaskan, moderasi beragama merupakan kunci bagi terciptanya toleransi dan kerukunan. Ini menyangkut semua level baik daerah hingga nasional maupun international. Ada berbagai cara dan media untuk penguatan moderasi beragama, baik secara internal maupun eksternal. 

“Salah satunya kegiatan hari ini yang merupakan penguatan moderasi beragama melalui ‘Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing’ yang telah diterjamkan sebagai panduan kebijakan mengarusutamakan cara beragama yang moderat,” kata Arfi Hatim dalam sambutannya.

“Serta menjadi bagian dari strategi dalam mempromosikan moderasi beragama baik di tingkat nasional maupun internasional,” imbuhnya.

Dia berharap, buku ini tidak hanya saja selesai di penerjemahan ke dalam bahasa asing tersebut. “Tapi yang paling urgen dan subtansial adalah bagaimana buku-buku tersebut yang telah diterjemahkan mendapatkan masukan atau perbandingan terhadap religious moderation dari masing-masing agama,” katanya. 

“Artinya setelah kita menerjemahkan, tidak selesai sampai disitu, tapi ada beberapa tahapan kegiatan-kegiatan selanjutnya agar buku ini dimana Indonesia sebagai salah satu negara teladan bagi dunia yang mampu mengelola kemajemukan,” lanjutnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari mempromosikan moderasi beragama baik di tingkat nasional maupun internasional. Dihadiri perwakilan Kantor Wilayah Kemenag Provinsi DIY, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten, dan kabupaten/kota di DIY. 

Ada juga perwakilan Forum Komunikasi Umat Beragama DIY, Jawa Tengah, dan Kabupaten Klaten, termasuk perwakilan dari badan Kesbangpol DIY, Jawa Tengah, dan Kabupaten Klaten. Selain itu juga hadir perwakilan dari para tokoh agama dari ormas-ormas keagaman lintas agama, para budayawan, serta akademisi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya