Pekerja Masih Berharap Jiwasraya Tidak Ditutup Meski Merugi Rp 34 T
- vivanews/Andry Daud
VIVA Nasional – Serikat Pekerja Jiwasraya mengatakan PT Asuransi Jiwasraya terancam tutup pada Juni 2023 setelah beroperasi selama 163 tahun. Namun, antara perusahaan dan pegawai belum ada kesepakatan. Pasalnya, Serikat Pekerja Jiwasraya mencatat kerugian sampai dengan akhir tahun 2022 mencapai Rp34 triliun. Untuk itu, Serikat Pekerja Jiwasraya berupaya sekuat-kuatnya agar perusahaan tetap beroperasi.
"Banyak masalah-masalah yang belum selesai misalnya bagaimana kami yang telah bekerja selama puluhan tahun dan memperhatikan nasib pensiunan dengan ditutupnya Jiwasraya, sehingga hal ini menambah kerugian baik kami pegawai maupun pensiunan," ujar Ketua Umum Serikat Pekerja Jiwasraya, Hotman David di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 15 Desember 2022.
Kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) pun menghantui keberlangsungan hidup para pegawai. Berdasar data pihaknya, telah ada 70 sampai 100 orang pekerja diberhentikan. Pegawai yang mendapat PHK juga tidak dipenuhi haknya.Â
"Dengan program PHK yang dikakukan, kami seluruh pegawai Jiwasraya menginginkan pekerjaan sampai pensiun nanti karena hal ini telah dijanjikan kami semua akan diberikan kelangsungan pekerjaan," ucapnya.
Sementara itu, pengacara Serikat Pekerja Jiwasraya, Deolipa Yumara menyesalkan kalau perusahaan tersebut harus tutup. Berantakannya keuangan Jiwasraya diduga buntut kesalahan pemilihan direksi yang tidak kompeten. Namun dia yakin Jiwasraya masih bisa diselamatkan bila dikelola dengan benar.
Apalagi perusahaan BUMN itu masih punya aset ratusan gedung di daerah. Kemudian aset finansial seperti obligasi, saham, reksadana, deposito, tabungan dan lain sebagainya.
"Jiwasraya masih punya aset. Ada aset-aset Benny Tjokro disita Kejagung akan dikembalikan ke Jiwasraya itu ada. Kalau ini tetap dijalankan Jiwasraya tetap sehat-sehat saja," ucao Deolipa menambahkan.
Sebelumnya diberitakan, Serikat Pekerja Jiwasraya menyampaikan keluhannya terkait adanya restrukturisasi polis Jiwasraya. Mereka yang menolak Pemutusan Hubungan Kerja berharap Jiwasraya tak ditutup.
"Jiwasraya mau dihabisi, diganti dengan nama baru, nggak punya kualifikasi sama sekali. Karyawan Jiwasraya diberhentikan dengan permainan pesangon kecil, pengurangan-pengurangan pesangon hingga tak dapat apa-apa," ucap pengacara Serikat Pekerja Jiwasraya, Deolipa Yumara kepada wartawan, Selasa 29 November 2022.
Deolipa minta Jiwasraya tetap ada dan tak ditutup. Soal proses restrukturisasi polis Jiwasraya, dia menilai hal itu berpotensi melawan hukum. "Kalau secara cerita Serikat Pekerja ini perbuatan melawan hukum karena aset ini tiba-tiba dialihkan antara PT to PT tanpa memperhatikan pekerja ini diam-diam aset beralih. Sepanjang demikian ini perbuatan melawan hukum ini akan kita kejar," katanya.