Teror Bom di Polsek Astana Anyar, JAMMI: Jangan Buru-buru Tuduh Aparat Kecolongan

Bom Meledak di Astana Anyar Bandung
Sumber :
  • AP Photo/Kholid Parmawinata

VIVA Nasional - Teror ledakan bom bunuh diri terjado di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu kemarin. Ada anggapan aparat kecolongan terkait peristiwa teror tersebut seperti yang disampaikan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Santoso.

Merespons pernyataan itu, Koordinator Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI), Irfaan Sanoesi mengingatkan berbagai pihak agar tak buru-buru menuduh aparat kecolongan. Dia khawatir di tengah kondisi ini malah akan membuat antarlembaga saling menyalahkan.

“JAMMI mengimbau agar semua pihak tetap tenang. Tapi, tetap waspada. Adapun statement salah satu anggota DPR itu justru mengisyaratkan saling menyalahkan dan dapat menghambat koordinasi antarlembaga," kata Irfaan, dalam keterangannya, Kamis, 8 Desember 2022.

Baca Juga: Anggota DPR Tuding BNPT Kecolongan Teror Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Bom bunuh diri meledak di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman (Bandung)

Bagi dia, dengan menuduh aparat kecolongan dinilainya tak bijak dan tak dewasa. Dia menekankan agar semua pihak bisa melihat kinerja aparat keamanan secara objektif. Menurutnya, publik harus tahu dalam beberapa tahun terakhir, aparat keamanan berhasil meminimalisir aksi teror baik itu terafiliasi kelompok teroris maupun lonewolf

“Sejak awal bulan Desember saja, Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap empat terduga teroris di Kabupaten Sukaharjo, Kamis, 1 Desember," lanjut Irfaan.

Pun, dia juga menyinggung pencapaian koordinasi antar lembaga dalam keberhasilan ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang aman dari aksi teror. Ia bilang, antar lembaga itu bisa menyukseskan forum prestisius yang membuat RI dipandang positif dunia internasional.

Kemudian, dia juga menilai deradikalisasi yang jadi program BNPT banyak berikan kontribusi terhadap pencegahan aksi teror di Tanah Air. Dia menyampaikan demikian karena dengan merujuk puluhan napi teroris atau napitet yang kembali ikrar setia terhadap Pancasila dan NKRI. 

Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Photo :

Bagi dia, program deradikalisasi itu sifatnya voluntary atau sukarela. Dengan demikian, BNPT dan aparat tak bisa memaksa seorang narapidana terorisme untuk mengikuti program deradikalisasi.

“Jika kita melihat dari tindakan yang dilakukannya, maka bisa dipastikan pelaku ini tidak mengikuti atau masih merah program deradikalisasinya," jelas Irfaan.

Menurut dia, aksi teror di Astana Anyar tak bisa begitu saja dipersepsikan BNPT gagal. "Pencegahan terus dilakukan, tapi kita tidak bisa mengetahui isi kepala atau jalan pemikiran setiap orang warga Indonesia," ujarnya. 

Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menepis anggapan aparat keamanan kecolongan dalam insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat. 

"Istilah kecolongan itu tidak pas, ya. Jadi, kalau peristiwa seperti itu bukan kecolongan," kata Boy, di Jakarta, Rabu, 7 Desember 2022.

Pakar: Indonesia Masih Belum Aman dari Ancaman Terorisme

Menurut Boy, istilah kecolongan lebih tepat dipakai untuk mengambil barang orang lain. Namun, ia menekankan dalam peristiwa teror di Polsek Astana Anyar, pelaku kejahatan seperti yang mencari kesempatan.

"Tapi, kalau seperti ini, pelaku kejahatan selalu mencari kesempatan. Jadi, dia cari celah-celah kapan, jamnya, jadi dia bisa [beraksi] ketika semua kita sedang tertidur, kita tidak ada di tempat," tutur Boy.

Sahroni Ungkap Alasan Ivan Sugianto Dekat dengan Aparat Polisi, untuk Bekingan?


 

Cara Cek NIK Penerima Bansos November 2024 di Situs Kemensos
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Respons Dasco soal Pernyataan Megawati Ada Pengerahan Aparat di Pilkada Jawa Tengah

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad merespons pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, soal Pilkada Jawa Tengah 2024

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024