FAO dan Indonesia Perkuat Kerja Sama Melalui CPF
- FAO/Harriansyah Djuwahir
VIVA Nasional – Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Pemerintah Indonesia kembali menegaskan kerja sama yang lebih kuat untuk empat tahun ke depan, guna membangun program pembangunan pangan dan pertanian di Indonesia. Program tersebut diluncurkan pada acara “Launching Workshop of the Country Programming Framework (CPF) di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 1 Desember 2022.
CPF adalah alat perencanaan dan pemrograman yang menerjemahkan Kerangka Kerja Strategis FAO menjadi tindakan di Indonesia selama periode 2021-2025. Dokumen strategis ini disusun melalui kerja sama dan kemitraan yang erat dengan pemerintah Indonesia, dan bertujuan untuk mendukung prioritas, perencanaan, dan pelaporan pemerintah terkait Agenda 2030.
Kementerian Pertanian (Kementan) memimpin implementasi CPF di Indonesia, dengan berkoordinasi dan bekerja sama secara erat dengan kementerian dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
“CPF ditetapkan sebagai dasar untuk prioritas strategis tingkat negara FAO dan program tingkat negara jangka menengah. Ini mendefinisikan prioritas pembangunan Indonesia dan FAO dan berkontribusi pada prioritas nasional, prioritas regional dan hasil perusahaan," ujar Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal dalam sambutannya seperti dilansir siaran pers FAO, Kamis, 1 Desember 2022.
CPF menetapkan empat prioritas strategis untuk memandu kemitraan dan dukungan FAO. Ini menyatukan praktik terbaik internasional yang inovatif dan standar global dengan keahlian nasional dan regional.
“Ini terutama kemitraan dengan pemerintah yang merupakan komitmen kami kepada masyarakat di Indonesia. Terutama yang paling terpinggirkan dan rentan – sebagai bagian dari janji bersama kami untuk mencapai produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kesehatan yang lebih baik, tanpa meninggalkan siapa pun," kata Aryal.
Di bawah CPF, terdapat sembilan proyek FAO dengan Kementerian Pertanian yang berfokus pada berbagai isu di sektor pertanian. Isu tersebut antara lain Agricultural Digitalization (e-Agriculture), Antimicrobial Resistance (AMR), Emerging Zoonotic Diseases, African Swine Fever, mitigasi bencana di sektor peternakan, Food Loss and Waste, sistem pangan perkotaan, dan pertanian keluarga.
“Melalui CPF yang baru ini, diharapkan kerja sama Indonesia dengan FAO dapat lebih terencana namun tetap adaptif mengikuti dinamika perubahan kebijakan maupun kondisi lapangan terkini di Indonesia, terutama di tengah tantangan multidimensi global saat ini," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Dr Kasdi Subagyono.
Kasdi menambahkan, “Implementasi CPF diharapkan terus mendapatkan dukungan dan mampu bersinergi dengan program-program prioritas dari Kementerian/Lembaga mitra FAO di Indonesia sehingga berkontribusi pada pencapaian sasaran strategis nasional dan global."