Jangkau Titik-titik Terisolir Gempa Cianjur, Basarnas Gunakan Metode Heli Box
- VIVA/Muhammad AR (Bogor)
VIVA Nasional – Badan SAR Nasional (Basarnas) RI bersama pihak Landasan Udara (Lanud) Atang Sendjaja mememperluas penyaluran bantuan udara bagi korban gempa Cianjur dengan helikopter. Dengan menggunakan heli box, bantuan akan menyisir titik-titik terpencil dan terisolir.
"Kita melakukan pergeseran logistik asa beberapa titik, dan di Lanud Atang Sendjaja ini bersama komandan Lanud juga menjadi titik kumpul penyaluran bantuan ke Cianjur. Dan seusai dengan perintah operasi pimpinan TNI, TNI AU dan secara rinci bisa akan dijelaskan oleh Komandan Lanud," kata Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi dikutip Minggu, 26 November 2022.
Henri menyampaikan, tim terus berupaya agar permasalahan percepatan bantuan bencana ini bisa terlaksanakan. Untuk itu, Basarnas bersama TNI sudah sudah menentukan titik-titik mana yang terisolir.
"Daerah-daerah itulah yang harus kita drop (bantuan) mudah-mudahan masyarakat yang ada di pegunungan di daerah yang sulit dijangkau bisa mengakses bantuan dengan cepat," katanya.
Menurut Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Suliono, di lokasi Lanud ATS selain merupakan pangkalan Skadron Udara TNI AU, juga Skadron Udara di bawah Basarnas.
"Kebetulan memang di Atang Sendjaja ini ada Skadron Udara yang diwakili TNI AU, di sebaliknya juga ada Skadron Udara yang pengawalannya oleh TNI AU. Tetapi alusista segala macamnya di bawah Basarnas. Sehingga kita kolaborasi kita operasikan pesawat-pesawat kita droping bantuan kepada sesama. Pokok untuk masyarakat secara bersama kolaborasi," jelas Suliono.
Untuk menyalurkan bantuan lewat udara ini, Skadron menerbangkan lima peswat helikopter yang akan menyasar titik-titik tertentu. Dari 15 ton bantuan yang disalurkan, 6 ton sudah disalurkan ke wilayah gempa yang terisolir.
"Masih ada sisa yang harus segera di distribusikan kepada masyarakat. Distribusinya bagaimana, tadi disampaikan kepala Basarnas, ada memang tempat-tempat yang susah di Jangkau, itulah perlunya pesawat helikopter. Memang kalau ada akses (insiden tenda beterbangan) yang tadi timbul, kami mohon maaf. Tapi ke depan menjadi evaluasi bagi kami, untuk bisa melaksanakan sebaik-baiknya," jelasnya.
Agar tidak merusak pengungsian warga, penyaluan bantuan dari udara tim akan men-drop bantuan menggunakan heli box.
"Ada sistem yang kita laksanakan yaitu droping dengan heli box,. Jadi barang kita lempar, nanti akan berputar-putar meminimalisir hancurnya barang," imbuhnya.
Selain heli box, kata Suliono, helikopter juga membutuhkan lokasi bidang datar untuk penyaluran bantuan yang mudah rusak seperti air.
"Memang kami tetap memerlukan landing di lapangan untuk menyalurkan barang-barang yang gampang pecah, seperti air, dan segala macam yang saat dilempar pasti hancur. Tetapi barang seperti popok, tenda dan segala macam bisa kaki lempar," jelasnya.
Sementara untuk kedua metode heli box dan landing ini, Basarnas dan TNI AU yang berada di udara sudah berkoordinasi dengan tim yang ada di lokasi terisolir.
"Yang di bawah dan di Posko-posko yang akan mengarahkan titik titik tertentu mereka siaga di sana, dan kumpulkan barang bantuan dari helikopter dan disimpan di posko dan disalurkan melalui dibagi melalui RT RW atau Desa untuk bisa sampai yang berhak menerima," jelasnya.