Cipayung Plus: Manfaat G20 Perlu Disampaikan ke Masyarakat dengan Bahasa Sederhana
- Twitter @jokowi
VIVA Nasional - Sejumlah aktivis mahasiswa dari kelompok Cipayung Plus menggelar diskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Diskusi itu menyangkut manfaat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.Â
Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (PP Hikmahbudhi) Wiryawan menjelaskan forum diskusi digelar sebagai bentuk suksesi G20.
Dia mengatakan pihaknya sempat mengonsepkan acara diskusi ini bisa dilaksanakan sebelum atau saat G20 berlangsung.Â
"Tapi, karena sesuatu dan lain hal, barulah acara ini bisa kita realisasikan," kata Wiryawan, dalam keterangannya, Jumat, 25 November 2022.Â
Ia pun mengapresiasi kesediaan Sri Mulyani yang sudah bisa hadir dalam diskusi. Pun, dalam sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang diajukan perwakilan organisasi mahasiswa. Salah satu pertanyaan itu menyangkut manfaat positif perhelatan G20 bagi rakyat RI.
Wiryawan mengaku puas dengan jawaban Sri Mulyani. Dia menyampaikan pihaknya siap berpartisipasi membantu menjelaskan ke publik khususnya masyarakat bawah. Hal ini terkait manfaat dari KTT yang dihadiri perwakilan negara besar seperti Rusia, Amerika Serikat dan China itu.Â
"Jawaban Bu Menteri sejauh ini memang cukup memberikan gambaran kecil untuk kami. Tetapi, secara utuh ada beberapa hal yang harus kita kawal," jelas Wiryawan.
Wiryawan menekankan pihaknya siap promosikan pesan dengan baik ke masyarakat terkait dampak positif G20. Sebelumnya, beberapa teman menganggap G20 sebagai ajang yang tak ada artinya.Â
"Nah ini yang perlu kita deliver ke masyarakat, kita sampaikan dengan bahasa-bahasa yang sederhana. Yang mudah diterima," tuturnya.
Dengan demikian, menurut dia, pesan-pesan G20 maupun langkah-langkah konkret selama forum dua hari tersebut bisa diterima masyarakat dengan penyampaian sederhana.Â
Dalam diskusi, hadir pimpinan serta perwakian dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), hingga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).