Siswa Terdampak Gempa Bumi Cianjur Butuh Trauma Healing

Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim
Sumber :
  • Antara

VIVA Nasional – Rasa trauma masyarakat akibat gempa bumi Cianjur yang mengguncang pada Senin 21 November 2022 dengan magnitudo 5,6, masih membekas. Sehingga menghilangkan rasa trauma ini menjadi salah satu yang dibutuhkan saat ini.

Ini Solusi yang Ditawarkan 3 Cawagub untuk Atasi Banjir di Jakarta

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim mengatakan proses penyembuhan trauma atau trauma healing merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan bagi siswa-siswa yang terdampak gempa di wilayah tersebut.

“Yang paling dibutuhkan itu pertama menghilangkan trauma dulu,” kata Akib saat dijumpai wartawan di kantor Disdikpora Kabupaten Cianjur pada Rabu (23/11), dikutip dari Antara.

6 Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Akan Direlokasi, Ini Alasannya

Menurut Akib, pihaknya akan menggunakan sejumlah tenda hasil sumbangan sebagai tempat untuk memberikan pelayanan penyembuhan trauma di masing-masing wilayah kecamatan terdampak.

“Nanti kita distribusikan dulu (tenda untuk penyembuhan trauma) kepada kawan-kawan di lapangan,” imbuh dia.

Polri Lakukan Kegiatan Pemulihan Trauma ke Anak-anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Apabila distribusi tenda sudah berjalan, Akib mengatakan pihaknya akan mendorong kesepakatan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Tenda hasil sumbangan termasuk juga digunakan sebagai posko pembelajaran darurat.

“Pembelajaran yang pertama tentu kita trauma healing dulu, itu pembelajaran pertama. Untuk memulihkan dulu semangat belajar anak-anak, untuk menghilangkan dulu trauma atas kejadian ini yang kita lakukan. Setelah itu ternyata bisa kita selesaikan, baru kita masuk ke konsep pembelajaran,” kata dia.

Akib mengatakan hingga saat ini banyak pihak yang sudah menawarkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya atau psikolog, termasuk dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yayasan, serta perguruan tinggi.

“Jadi tidak khawatir (kekurangan) karena kelihatannya yang menyediakan diri untuk memberikan SDM psikolog untuk trauma healing ini begitu banyak. Nanti tata kelolanya kita siapkan,” kata Akib.

Meski demikian, dia juga tetap memohon bantuan untuk cakupan pemenuhan sumber daya manusia ahli di bidang psikologi mengingat terdapat 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Cianjur yang terdampak gempa.

“Ini juga perlu dukungan tenaga-tenaga ahli untuk mempercepat proses pemulihan anak-anak dan guru kami,” imbuh dia.

Di samping itu terkait masa ujian akhir sekolah (UAS) pada Desember, Akib mengatakan pihaknya optimis ujian tersebut dapat diselenggarakan di wilayah Kabupaten Cianjur walaupun jika dilakukan di tenda kelas darurat.

“Sekarang ini kita akan lihat dulu kondisi hasil pemetaan kondisi di lapangan seperti apa. Kita fleksibel karena pada hakikatnya untuk evaluasi akhir semester, ini kan otonomi, ya, diserahkan kepada kita. Jadi Insya Allah tetap berjalan. Nah, situasi dan kondisi kita sesuaikan,” kata dia.

Sebagai informasi, dalam kesempatan yang sama pada Rabu, Kemendikbudristek telah memberikan bantuan bagi sekolah terdampak yang disalurkan melalui Disdikpora, salah satunya termasuk tenda kelas darurat.

Selain itu, pihak kementerian juga telah menyumbangkan bantuan berupa paket keluarga tanggap darurat, paket perlengkapan belajar, meja lipat untuk PAUD, alat permainan edukatif untuk PAUD, kit remaja, paket buku bacaan, sembako, pakaian, hingga obat-obatan.

Per 23 November 2022, rekapitulasi data sementara Disdikpora Cianjur mencatat setidaknya terdapat 211 siswa korban luka ringan, 5 siswa korban luka berat, dan 32 siswa korban meninggal dunia. Sementara guru, tercatat sebanyak 34 korban luka ringan, 21 korban luka berat, dan 3 korban meninggal dunia. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya