Menkes Kirim Dokter Ortopedi ke Cianjur: Fokus Pemulihan Korban Gempa

Korban gempa cianjur dirawat di tenda darurat di halaman RSUD Cianjur
Sumber :
  • AP Photo/Tatan Syuflana

VIVA Nasional – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengerahkan tenaga kesehatan berikut dengan logistik obat-obatan dan alat kesehatan untuk membantu penanganan korban terdampak bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.

Kemenkes telah memobilisasi sejumlah tenaga kesehatan dari sejumlah bidang kedokteran dan tenaga kesehatan. Mobilisasi yang dilakukan berupa 22 tenaga kesehatan dan satu ambulans dari Kantor Kesehatan Pelabuhan, 26 tenaga kesehatan dan tiga ambulans dari RSUP Hasan Sadikin.

Selain itu, Kemenkes juga menerjunkan tiga dokter spesialis bedah, satu tim medis, dan satu ambulans dari Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI), tiga dokter spesialis bedah ortopedi, dan lima petugas Public Safety Center 119.

Korban terdampak gempa Cianjur di depan RSUD Cianjur

Photo :
  • AP Photo/Firman Taqur

Kemenkes juga memobilisasi logistik kesehatan berupa tenda rangka ukuran 6x12 meter, velbed, kit operasional HEOC, obat-obatan, masker dewasa dan masker anak, APD, oksigen konsentrator, antigen kit, emergency kit, handscoon, body bag, pampers dewasa dan anak, paket kesling, family kit.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengunjungi RSUD Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu, 23 November 2022, mengatakan saat ini fokus tenaga kesehatan adalah memastikan para korban gempa bisa kembali pulih. Ia meminta kepada petugas RSUD Cianjur untuk fokus kepada korban yang mengalami luka berat. Jangan sampai, korban yang mengalami luka berat berujung menjadi korban meninggal dunia.
 
"Orang yang sakitnya ringan cepat sembuh, konsentrasinya ke sana," kata Budi di RSUD Cianjur, Rabu. 

Sementara itu, untuk pasien-pasien yang tidak bisa tertangani di RSUD Cianjur sudah dirujuk ke rumah sakit di daerah lainnya, seperti di Bandung, Sukabumi, dan Bogor. Menurut Budi, yang dibutuhkan di RSUD Cianjur adalah dokter bedah dan ortopedi.

"Tapi kan dokter ortopedi dan bedah ini sudah datang dari RS Hasanuddin dan RSHS Bandung," kata dia.

Melalui Percikan Ini Dipercaya Mampu Jembatani Tidak Meratanya Faskes di Indonesia

Menkes RI Budi Gunadi Sadikin

Photo :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris

Triase Gawat Darurat

Pelantikan Pimpinan KKI Picu Kontroversi dan Kritik Tajam

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengungkapkan gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang terjadi di Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/22) siang mengakibatkan korban luka serta meninggal di Kabupaten Cianjur, dan terdapat korban luka di Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor.

Data populasi penduduk menurut BPS Kabupaten Cianjur, kata Syahril, terdapat sekitar 169 ribu orang terdampak, sebanyak 5 ribuan orang pengungsi yang tersebar di beberapa titik.

Menkes Ungkap Penyebab Masyarakat Indonesia Pilih Berobat Kanker di Malaysia dan Singapura

Sementara itu, fasilitas kesehatan terdampak berdasarkan data Dinkes Jawa Barat, di antaranya Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor antara lain RSUD Cianjur, Puskesmas Cugenang, Kabupaten Cianjur, Puskesmas Pacet, Kabupaten Cianjur, dan Puskesmas Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.

Kemenkes menerapkan prosedur triase penanggulangan kegawatdaruratan, bagi korban luka ringan dan dapat dilakukan rawat jalan, dilakukan perawatan di Rumah Sakit Cimacan dan Rumah Sakit Dr Hafiz.

Untuk pasien dengan kondisi luka sedang, dilakukan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara dan RS Lapangan TNI. Sedangkan pasien yang memerlukan pengobatan dengan segera karena kondisi yang kritis dan membutuhkan operasi besar, dimobilisasi menuju tiga rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, RSUD Kota Bogor, dan RS Sukabumi. 

Sejauh ini kondisi RSUD Cianjur sudah lebih sepi dibandingkan hari Senin malam, pasca gempa yang terjadi. Namun, sejumlah pasien yang ada masih ditangani di tenda-tenda di luar bangunan RSUD Cianjur.

BNPB menyatakan gempa di Cianjur menimbulkan sebanyak 268 korban jiwa. Dari jumlah tersebut 122 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi.

Selain itu, ada sebanyak 151 orang yang masih dalam pencarian karena dinyatakan hilang. Kemudian ada sebanyak 1.083 orang mengalami luka-luka dan 58.362 orang dalam pengungsian. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya