Asal Usul Bamboo Dome, Tempat Makan Siang Tamu Negara di KTT G20 Bali

Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali.
Sumber :
  • Tim Media G20

VIVA Nasional – Dalam rangka menunjang perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, sejumlah fasilitas disiapkan oleh pihak pemerintah Indonesia. Salah satu fasilitas yang cukup menarik perhatian adalah Bamboo Dome di Apurva Kempinski. 

Hujan Deras Guyur Bali, Sejumlah Daerah Terendam Banjir

Lokasi tersebut adalah lokasi santap siang para tamu negara KTT G20 di Bali. Bamboo Dome berada di tepi pantai dan bisa dilihat langsung dari anjungan lobi hotel Apurva, yang merupakan venue utama tempat berlangsungnya KTT G20. 

Dalam ruangan seluas sekitar 32 meter tersebut disediakan 43 kursi dengan tata letak satu meja besar melingkar sehingga para pemimpin dan delegasi bisa menikmati suguhan makanan khas Indonesia secara bersama-sama. 

Petenis Jepang Juara Men's World Tennis Championship 2024 Bali Seri I

Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali.

Photo :
  • Tim Media G20

“Jadi, dome ini kita desain dan kita buat untuk tempat leaders lunch. Jadi, hanya tempat makan siang, hanya untuk para kepala negara,” kata Iwin Kurniawan selaku Ketua Pelaksana yang dikutip dari akun TikTok @portalnews008 pada Kamis, 17 November 2022. 

Usai Ditangkap di Thailand, Buron Bandar Narkotika Asal Ukraina Tiba di Bandara Soetta

Bambu sendiri menyimpan filosofi yang sangat mendalam, mudah dibentuk melengkung karena sifatnya yang lentur, elastis, dan mudah beradaptasi. Presiden Joko Widodo pun hanya meminta desain yang sederhana dengan ciri khas Indonesia. 

“Bapak Presiden menginginkan satu suasana baru, karena Bali kan terkenal dengan pantai. Jadi kami mencoba membuat satu desain dengan kearifan lokal khas Indonesia dari bambu. Kami buatkan desain dome dan izin kepada bapak presiden dan beliau menyukainya,” lanjut dia. 

Menariknya, semua pekerja konstruksi untuk membangu Bamboo Dome ini berasal dari Indonesia, terkhusus untuk masyarakat Bali sendiri. Mereka gotong royong membangun Bamboo Dome mulai dari rancangan hingga selesai.

“Jadi, satu kampung di desa Gianyar bekerja sama gotong royong menyiapkan preparation daripada dome bambu ini. Desainernya sendiri oleh Mas Ruby kami orang Indonesia juga. Kemudian yang bangun juga semuanya orang Indonesia dikepalai oleh Pak Raka dari Desa Gianyar,” jelas Iwin. 

Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali.

Photo :
  • Tim Media G20

Bukan hanya dari sisi arsitektur yang diperhatikan oleh perancang bangunan, Bamboo Dome juga bisa sekaligus mempromosikan Indonesia di kancah internasional akan kualitas budaya Indonesia. Apalagi di tengah dunia yang sintetis, masih ada Indonesia yang otentik. 

“Dome bambu ini semuanya itu konstruksinya bambu. Kami tidak menggunakan besi tidak menggunakan baja,” pungkas Iwin. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya