Subvarian Mengganas, Warga Positif COVID 13 November 2022 Tambah 4.877
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Kurva kasus positif corona COVID-19 di Tanah Air dilaporkan masih mengalami penambahan hingga Minggu, 13 November 2022. Angka kasus sembuh juga terus melonjak.
Merujuk data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, kasus positif harian COVID-19 bertambah hingga 4.877 kasus. Peningkatan juga terjadi untuk angka kesembuhan maupun kematian.
Satgas Penanganan COVID-19 mencatat, dengan penambahan tersebut, total pasien sementara terkonfirmasi terpapar COVID-19 hari ini menjadi 6.561.504 orang. Pun, angka pasien sembuh yang dianggap sembuh bertambah 4.347 orang. Dengan demikian, total kesembuhan pasien COVID-19 hingga saat ini sebanyak 6.352.606 orang.
Adapun yang meninggal dunia akibat wabah tersebut, meningkat 36 orang. Maka itu, total sementara yang meninggal dunia akibat COVID-19 sebanyak 159.104 orang. Kasus suspek ada 3.596. Sementara itu, untuk spesimen ada 45.337.
Data itu berasal dari 34 provinsi yang sudah terdampak. Karena jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi, untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai masker, Menjaga jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci tangan pakai sabun.
Varian baru
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia akhir-akhir ini disebabkan oleh munculnya tiga subvarian baru.
"Jadi memang sekarang kasusnya naik disebabkan varian baru. Varian baru ada tiga, BA2.75, XBB dan BQ1. Yang banyak di Indonesia adalah BQ1, banyak di Eropa dan Amerika dan XBB ada di Singapura," katanya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Ia menyatakan bahwa subvarian baru itu memang ciri-cirinya ialah penularannya cepat sehingga mengakibatkan ada lonjakan kasus.
"Orang sudah divaksin, sudah kena, cepat juga tertular. Dan masuk RS (rumah sakitnya) juga sedikit di atas BA2.75 bulan Agustus kemarin," katanya.
Saat ini, kata dia, yang dirawat mencapai 24.000 pasien. Kondisi berat ada 10.000 pasien dan yang meninggal dunia ada 1.300 orang sejak Oktober 2022.
"Itu untuk yang berat saya kaget, 40 persen belum vaksin atau 70 persen belum booster. Yang meninggal dari 1.300 itu 50 persen belum vaksin dan 80 persen belum booster," katanya.