Ketua KPK Firli: Penjajah di Zaman Ini adalah Korupsi!

Ketua KPK Firli Bahuri
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan Hari Pahlawan Nasional setiap 10 November harus jadi momentum untuk meneguhkan nilai perjuangan. Menurut dia, nilai itu antara lain pengabdian sepenuh hati dan kerelaaan untuk berkorban.

Komjen Setyo Budiyanto Terpilih jadi Ketua KPK, Yudi Purnomo: Ada Tugas Berat Memulihkan Kepercayaan Publik

Firli menyebut juga nilai keberanian menolak ajakan korupsi, kolusi, dan nepotisme. 

“Ruh dan nilai-nilai perjuangan pahlawan seyogianya dapat meneguhkan bangsa ini dalam melawan penjajah di zaman ini, yakni korupsi yang wajib kita perangi dan bumi hanguskan dari bumi ibu pertiwi!” kata Firli, dalam keterangannya, Kamis, 10 November 2022.

DPR Telah Pilih Lima Dewas KPK Periode 2024-2029, Tumpak Hatorangan: Mudah-mudahan Lebih Baik

Seorang petugas sedang membersihkan logo Gedung KPK di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dia bilang, korupsi sudah menjadi kanker yang menghambat perwujudan cita-cita negara. Ia menyebut imbas korupsi, tujuan negara untuk mensejahterakan rakyat serta mencerdaskan kehidupan bangsa sulit terealisasikan. 

Jadi Ketua KPK, Komjen Setyo Budiyanto Bakal Segera Lakukan Ini

Maka itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa bisa berjuang bersama KPK dalam upaya membebaskan negeri dari praktik korupsi. 

Menurutnya, saat ini menjadi pahlawan kemerdekaan dengan bisa jaga integritas, kejujuran, dan kesederhanaan bersama KPK.

"Bersama segenap elemen bangsa antikorupsi dalam perang badar melawan korupsi, sampai NKRI zero korupsi,” tuturnya. 

Lebih lanjut, dia menambahkan, saat ini Indonesia perlu banyak pahlawan antikorupsi. Dia mengatakan demikian karena praktik korupsi dianggap hal biasa, alih-alih dipandang sebagai budaya. 

Kemudian, dengan menjalankan peran pahlawan antikorupsi, diharapkan terbentuk persepsi, perilaku serta komitmen segenap bangsa untuk melawan korupsi. 

“Saudaraku sebangsa dan setanah air, jangan tanyakan apa yang bisa negara berikan untuk kita,tetapi tanyakan apa yang telah atau dapat kita lakukan untuk negara Indonesia," jelas Firli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya