Ketua KPK Klaim Tak Langgar Etik saat Temui Enembe: Tidak Ada yang Spesial

Ketua KPK Firli Bahuri
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri menanggapi sejumlah kritikan yang ditujukan kepadanya terkait keberadaan dirinya di Papua. Firli pun membantah bahwa telah memberikan perlakuan istimewa untuk Gubernur Papua Lukas Enembe yang sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Papua.

Eks Mendes Abdul Halim Iskandar Diperiksa KPK soal Korupsi Dana Hibah di Jatim

Firli menegaskan bahwa tidak ada perlakuan istimewa yang diberikan untuk Lukas Enembe. Ia menyebutkan, kehadirannya di sana hanya untuk penegakan hukum.

“Saya kira tidak ada yang spesial. Semuanya dalam rangka penegakan hukum,” kata Firli kepada wartawan, Kamis 10 November 2022.

Imigrasi Ungkap Tak Ada Data Perlintasan Harun Masiku ke Luar Negeri

Firli menambahkan, kehadirannya itu sudah sesuai dengan azas dan tugas KPK. Firli pun menjelaskan dalam UU 19 Tahun 2019 tentang pelaksanaan tugas KPK salah satunya harus menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Imigrasi: KPK belum Ajukan Permohonan Perpanjangan Cekal Harun Masiku

“Semua yang kita lakukan sesuai dengan asas tugas KPK. Ingat, dalam UU 19 Tahun 2019, ditekankan bahwa asas pelaksanaan tugas pokok KPK salah satunya menjunjung tinggi asas kemanusiaan,” ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Kapolda Sumsel itu menegaskan, pemeriksaan yang dilakukan terhadap Lukas Enembe itu sudah dilakukan secara transparan.

“Kami ke sana (Papua) dengan tim penyidik ada 4 orang. Ada dokter empat orang, Pangdam, Kapolda, Kabinda lengkap semua. Jadi semuanya terbuka tidak ada yang rahasia,” pungkasnya.

Sebelumnya, langkah Ketua KPK Firli Bahuri yang turut mendatangi Gubernur Papua yang juga tersangka kasus korupsi Lukas Enembe di kediamannya menuai kritikan.   

Firli datang bersama tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memeriksa kesehatan Lukas dan kasus korupsi yang menjeratnya. Firli mengatakan pemeriksaan itu berlangsung penuh kehangatan dan kekeluargaan. 

Bahkan, dalam sebuah foto yang tersebar di kalangan wartawan, Firli tampak menjabat erat tangan Lukas.

Gubernur Papua Lukas Enembe

Photo :
  • VIVA/Aman Hasibuan

Ketua Indonesia Memanggil (IM57+) Institute M Praswad Nugraha menilai kedatangan Firli ke rumah Lukas Enembe ini dapat dilihat sebagai intervensi terhadap tugas penyidik yang sedang bertugas. 

“Para penyidik KPK yang saat ini bertugas akan menjadi sungkan. Bahkan mungkin malah menjadi segan dan takut, karena melihat pimpinan KPK bercengkrama dan beramah tamah dengan tersangka,” kata Praswad dalam keterangannya, Jumat, 4 November 2022.

Lebih lanjut, Praswad mengatakan, bagi publik, melihat drama keakraban Firli dengan Lukas, seperti ada perlakuan khusus dan istimewa oleh pejabat negara terhadap tersangka korupsi. Dia menilai rasa keadilan di tengah masyarakat akan tercederai. 

“Mengapa bisa calon tersangka diperlakukan seistimewa itu oleh KPK? Karena tidak semua rakyat bisa merasakan kehangatan sikap Firli yang sepertinya malah ditujukan untuk calon tersangka korupsi," tuturnya. 

"Bahkan kami para penyidik korupsi Bansos tidak pernah mendapatkan kehangatan itu dari Firli. Kami malah diteror dan diberikan sanksi kode etik saat melaksanakan tugas membongkar kasus korupsi Bansos,” ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya